Salin Artikel

Biarawan Terduga Kasus Pencabulan Disebut Punya Panti Asuhan Baru, KPAI Khawatir

DEPOK, KOMPAS.com - Terduga pelaku pencabulan anak-anak panti asuhan di Depok, LLN alias Angelo, dikabarkan sudah memiliki jejaring panti asuhan baru selepas penahanannya di Polres Metro Depok ditangguhkan.

LLN mengaku sebagai biarawan gereja. Sebelumnya, ia dilaporkan ke polisi pada 13 September 2019 karena diduga mencabuli tiga anak yang ia asuh.

Hampir tiga bulan ditahan, ia bebas karena polisi tak mampu melengkapi berkas pemeriksaan. Sebab, anak-anak korban pencabulan itu terpencar karena panti asuhannya bubar begitu ia ditangkap.

"Memang waktu kejadian (penangkapan Angelo) itu, cepat banget pemindahannya. Sebagian ada yang dipindahkan ke Pondok Petir, Bojongsari," ujar Kepala Dinas Sosial Kota Depok Usman Haliyana kepada Kompas.com, Kamis (3/9/2020).

"Waktu itu kan ada juga (anak-anak panti asuhan Angelo) yang ke Jakarta atau ke mana gitu, tapi kan ada juga yang di wilayah kita (Depok) dan itu yang kami pantau. Nah, itu yang di Bojongsari saja," tambahnya.

Usman dan jajaran disebut sudah melakukan survei ke panti asuhan yang dimaksud. Menurut Usman, lokasi itu bukan sekadar panti, melainkan menyerupai asrama. Sebab, ada aktivitas sekolah pula di dalamnya.

Ia melanjutkan, panti di Bojongsari tidak terdaftar secara legal di dinas sosial.

"Apakah perizinannya sekolahan pusat pendidikan, atau yayasan, harus diperjelas dulu," ujar Usman, yang mengeklaim akan segera melayangkan teguran kepada pihak panti.

Menurut dia, panti asuhan itu tidak secara langsung diasuh oleh LLN. Akan tetapi, ia memastikan bahwa panti tersebut masih satu jejaring dengan LLN.

"Ya, pasti, karena satu keuskupan itu. Enggak (diasuh langsung oleh LLN), tapi dari koleganya Angelo. Kan dia mungkin satu keuskupan banyak juga (kolega), makanya cepat juga dia (memindahkan anak-anak dari panti sebelumnya," ujar Usman.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku khawatir dengan kabar ini dan meminta agar panti tersebut dipantau guna menghindari korban pencabulan lagi oleh LLN yang kini bebas.

"Adanya informasi adanya Angelo sudah mendirikan panti di tempat lain ini kekhawatiran semua pihak," jelas Komisioner Bidang Anak Berhadapan dengan Hukum KPAI, Putu Elvina, dalam konferensi pers, Rabu (2/9/2020).

"Apabila ada upaya terlapor mendirikan panti yang lain dan disinyalir juga ada anak-anak yang kemudian berada di panti tersebut, maka KPAI minta Dinas Sosial Kota Depok dapat melakukan validasi. Validasi ini perlu untuk melihat apa betul informasi itu dan mengambil pencegahan untuk mencegah ada korban lain lagi," ungkapnya.

Duduk perkara kasus

Sebagai informasi, kasus dugaan pencabulan anak oleh LLN dilaporkan pada 13 September 2019 ke Polres Metro Depok.

Laporan itu tidak dibuat atas nama KPAI maupun komisionernya, yang sebetulnya mengemban tugas melaporkan dugaan pelanggaran UU Perlindungan Anak.

KPAI justru menunjuk Farid Arifandi, warga sipil nonkomisioner yang dikenal sebagai aktivis anak, sebagai pelapor kasus itu ke Polres Metro Depok.

Selama batas waktu tiga bulan penahanan LLN, Polres Metro Depok gagal melengkapi berkas pemeriksaan ke kejaksaan, yang berujung pada bebasnya LLN.

Penyidik mengaku kesulitan menemukan anak-anak korban untuk dihadirkan dalam pemeriksaan setelah Angelo ditahan dan panti asuhan bubar.

Pada 9 Desember 2019, Farid mencabut laporan karena merasa sendirian berjuang dalam mencari keberadaan anak-anak berstatus korban itu. Padahal, tugas tersebut semestinya turut diemban penyidik dan KPAI.

Belakangan, melalui sejumlah pemberitaan, diketahui bahwa anak-anak korban pencabulan Angelo diasuh oleh seorang umat awam gereja, Darius Rebong di Depok.

Setelah marak pemberitaan karena kasus ini seakan menguap selama satu tahun terakhir, pada 31 Agustus 2020, KPAI mengaku telah menggelar rapat koordinasi lintas sektor.

KPAI juga mengaku sudah menyurati Polres Metro Depok untuk kembali menggulirkan kasus ini karena keberadaan anak-anak yang menjadi korban ataupun saksi korban sudah diketahui.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/03/16314101/biarawan-terduga-kasus-pencabulan-disebut-punya-panti-asuhan-baru-kpai

Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke