Salin Artikel

Klaster Keluarga Bertambah, Wali Kota Bekasi Duga Pasien Covid-19 Tak Disiplin Saat Isolasi Mandiri

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menduga penambahan kasus klaster keluarga berasal dari pasien Covid-19 yang tak tertib menerapkan protokol kesehatan saat isolasi mandiri.

“Iya pasti klaster keluarga itu datang ke rumah, pulang kerja, bepergian nah di rumah ini kemudian tidak preventif (lakukan protokol kesehatan), mungkin sempit ruangannya,” ujar Rahmat kepada wartawan, Rabu (9/9/2020).

Rahmat mengingatkan, pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah harus tetap mengenakan masker.

Begitu juga keluarga pasien Covid-19 yang tinggal bersama, sehingga penularan Covid-19 tak menyebar ke dalam satu rumah bahkan ke tetangga lainnya. Terutama bagi masyarakat di permukiman padat.

“Nah itu sebenarnya bisa diantisipasi kalau kita pakai standar protokol kesehatan di mana pun berada diterapkan, termasuk di rumah. Saya aja di rumah juga pakai masker,” kata dia.

Ia mengatakan, saat ini pihak Pemkot juga tengah melacak kasus klaster keluarga di RW-RW sekitar zona merah.

Dengan adanya pelacakan ini diharapkan dapat menekan angka klaster keluarga di wilayahnya.

“Nah Dinkes sedang tracking, Dinkes juga melacak yang di RW-RW sekarang kasusnya (Covid-19) tinggi,” ucap dia.

Rahmat juga mempersilahkan pasien Covid-19 untuk isolasi mandiri di Stadion Patriot apabila di rumah tak memungkinkan.

“Iya kalau rumahnya yang memang tidak memungkinkan bawa ke sini (Stadion Patriot) saja. Misalnya rumahnya cuma 40 meter dan keluarganya ada 6 atau 10 orang jadi kita bawa saja,” tutur dia.

Sebelumnya, Rahmat mengatakan, kasus Covid-19 terus melonjak seiring dengan bertambahnya klaster keluarga.

Klaster keluarga adalah penyebaran Covid-19 dari satu rumah ke rumah lainnya, yang ada dalam satu lingkungan tersebut.

Rahmat merinci, kasus klaster keluarga dari Maret hingga 6 September, yakni 196 keluarga dengan rincian 519 jiwa terpapar Covid-19.

“Kasus aktif saat ini masih ada 25 keluarga yang masih dipantau dan dievaluasi perkembangannya,” kata Rahmat.

Ia juga memaparkan bahwa klaster keluarga tersebar di sejumlah kecamatan.

Kecamatan Pondok Melati ada 6 kasus, di Kecamatan Jatisampurna ada 10 kasus, dan di Kecamatan Pondok Gede ada 15 kasus.

Lalu, di Kecamatan Medan Satria ada 15 kasus, di Kecamatan Bekasi Timur ada 18 kasus, di Kecamatan Bekasi Barat ada 22 kasus, di Kecamatan Rawalumbu ada 26 kasus, dan di Kecamatan Bekasi Utara ada 28 kasus.

“Jadi yang paling tinggi ada di Kecamatan Bekasi Utara ya, dalam kasus keluarga,” kata dia.

Meski begitu, Kecamatan Bantargebang hingga kini menjadi satu-satunya kecamatan dengan catatan 0 kasus Covid-19.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/09/16520071/klaster-keluarga-bertambah-wali-kota-bekasi-duga-pasien-covid-19-tak

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke