Salin Artikel

Nekat Resign Saat Pandemi Covid-19, Pegawai Bank Ini Banting Setir Jadi Juragan Risol dan Dimsum

Wanita berusia 25 tahun ini harus banting setir dari pekerjaan sebagai karyawan di salah satu bank swasta menjadi penjual risol dan dimsum.

Septi memilih keluar dari pekerjaannya lantaran banyak pegawai di tempatnya bekerja yang mulai diberhentikan. Apa lagi kalau bukan karena pandemi Covid-19.

Kini Septi disibukkan dengan berjualan risol dan dimsum.

Setiap minggunya, dia kebut mengejar target pesanan pelanggan yang sudah menumpuk. Dalam seminggu, puluhan boks risol dia sediakan untuk pelanggan.

Omzet yang dia dapat pun tak main-main. Setiap bulannya, Septi mengaku bisa meraup hingga jutaan rupiah.

Namun, semua itu tak didapatkan Septi secara instan.

Perjuangan Septi dimulai sejak Maret 2020, setelah pemerintah mengumumkan bahwa virus corona telah mewabah di Indonesia.

Di awal masa pandemi, tempat kerja Septi memberlakukan kebijakan bekerja di rumah atau work from home (WFH).

Hal tersebutlah yang membuat Septi banyak meluangkan waktu di rumah. Kondisi itu justru membuat Septi sedikit gusar.

“Saya enggak biasa diam di rumah enggak ngapa-ngapain. Akhirnya coba-coba jualan risol. Awalnya jadi reseller,” kata dia saat diwawancara, Rabu (7/10/2020).

Bermula jadi reseller, Septi tak menyangka banyak peminat dari risol yang dia jual.

Namun, saat itu ia belum berpikir serius untuk menggeluti bisnis sampingan. Dia masih terfokus dengan pekerjaannya sebagai pegawai bank.

Sampai pada bulan Juni, dia melihat dampak Covid-19 sudah mulai terasa di lingkungan kantornya.

Satu per satu pegawai mulai dipecat hingga membuat dia bertanya-tanya apakah dirinya akan dipecat juga.

Karena kondisi itu, Septi memilih untuk keluar terlebih dahulu.

Namun, ketika berencana keluar pun Septi memang sudah memantapkan diri untuk serius menjual risol.

Maka dari itu, Septi resmi tak memiliki pekerjaan sejak Juni.

Kala itu, Septi berencana untuk membuat risol buatan tangan sendiri. Hal itu dirasa pantas dicoba melihat peminat risol rupanya lumayan tinggi ketika dirinya masih berstatus reseller.

“Karena saya juga suka dagang dan mama juga suka masak. Jadi kita racik bareng. Sempat ada gagal-gagalnya tuh. Kurang ini, kurang itu, sampai akhirnya bisa layak jual,” terang dia.

Awalnya, Septi hanya mempunyai sisa uang Rp 600.000 di kantong.

Dengan uang seadanya, dia memutar otak untuk membeli semua bahan dasar untuk membuat risol.

Alhasil, dia bisa membuat 19 kotak risol yang siap untuk dijual pada bulan Juli.

Semua media sosial dia gunakan untuk mempromosikan barang dagangannya, mulai dari akun Instagram @septiayurentama, broadcast WhatssApp, dan Facebook tak luput dari unggahan risol miliknya.

Tak disangka, pada bulan pertama berjualan, semua risol yang dibuat laku keras.

Dia menjual empat jenis risol, yakni isi sayur telur seharga Rp 35.000, sayur daging ayam seharga Rp 40.000, mayonais beef seharga Rp 40.000, dan rasa ragout ayam seharga Rp 40.000.

Per kotaknya berisi 10 risol.

Selama berjualan sejak Juni sampai September, Septi sudah bisa meraup omzet di atas Rp 5 juta.

Bahkan, saat ini Septi sudah memiliki lima reseller yang menjual risol miliknya. Para reseller pun diakui tidak pernah sepi pembeli selama satu minggu.

Melihat hal tersebut, ia pun mulai berani merambah makanan lain, yakni dimsum.

"Kalau dimsum harus diakui modalnya lebih besar karena bumbunya lebih banyak. Saya sampai bikin lima kali sampel. Ada yang kekerasan, ada yang terlalu lembut. Ada juga yang kurang bumbu. Akhirnya jadi,” kata dia.

Septi pun mulai berani menjual dimsum pada bulan September.

Ternyata, nasib baik masih berpihak padanya. Tercatat ada 68 kotak ludes terjual habis.

Harga Rp 50.000 per kotak tampaknya bukan masalah bagi para pelanggan Septi.

Pada bulan yang sama, sebanyak 107 kotak risol sudah habis terjual.

“Jadi kalau ditotal-total omzet bulan September sampai Rp 7-8 jutaan. Memang paling banyak di bulan September,” kata dia.

Terlepas dari omzet yang mendulang tinggi, Septi masih enggan berharap banyak dengan keberlangsungan bisnisnya di tengah pandemi.

Dia sadar betul bahwa ada kemungkinan daya beli masyarakat akan menurun. Pasalnya, pandemi Covid 19 dapat membuat perekonomian warga semakin menurun.

Nantinya, warga akan lebih selektif menggunakan uang untuk membeli kebutuhan masing-masing.

“Lama-lama kan orang juga mikir, buat biaya kebutuhan sehari-hari saja sudah susah, apalagi beli risol. Jadi menurut saya, ke depan orang akan mau beli, tapi sebenarnya orang bakal mikir dua kali gitu loh,” ucap dia.

Walau demikian, Septi mengaku optimistis untuk terus menekuni usaha ini. Tak menutup kemungkinan bagi Septi untuk menyediakan jenis makanan baru lagi.

Bahkan, sekalipun pandemi berakhir, Septi tetap ingin membesarkan usaha risolnya.

“Siapa tahu bisa buka toko kan, mudah-mudahan ke arah sana,” tutup dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/07/15381261/nekat-resign-saat-pandemi-covid-19-pegawai-bank-ini-banting-setir-jadi

Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke