Banyak warganet menyebut masyarakat di sekitar permukiman juga turut terkena dampak dari gas air mata.
Massa kemudian masuk dan bersembunyi di area permukiman warga.
"Itu sudah tiga kali, jadi pertama dikejar dia masuk ke perumahan. Kami lewat, keluar lagi bakar-bakar lagi, kami dorong dan masuk situ lagi," ucap Heru saat dikonfirmasi, Rabu (14/10/2020).
Mengetahui hal itu, polisi lalu melakukan penindakan dengan mengejar massa. Beberapa di antaranya diamankan oleh petugas dari jajaran Polda Metro Jaya.
"Diamankan ke Polda," tutur Heru.
Heru tidak menyanggah ketika ditanya soal penggunaan gas air mata untuk menghalau massa.
Menurut dia, hal itu dirasa perlu agar pedemo tidak lagi keluar-masuk area permukiman warga.
Dia juga membenarkan, bahwa warga sekitar turut terkena gas air mata.
Guna menghalau massa, Heru kemudian mengimbau warga untuk tidak menerima maupun menyembunyikan massa pedemo masuk.
Lurah Kwitang Rasimun juga membenarkan ada warga yang terkena gas air mata. Dia mengatakan, saat pengejaran banyak warga yang keluar rumah untuk melihat kejadian itu.
"Warga kalau polisi ramai kan tetap penasaran. Jadi bercampur dengan warga, otomatis warga ada yang kena air mata juga," kata Rasimun.
Setelah itu, Rasimun menenangkan dan meminta warga untuk masuk kembali ke dalam rumah.
Pihaknya juga melakukan penyisiran. Massa yang bukan merupakan warga Kwitang diusir dan tidak diperbolehkan bersembunyi di area permukiman.
"Kami lakukan pengamanan termasuk menjaga wilayah, termasuk juga warganya biar enggak terpancing anarkis. Kami bekerja sama dengan Pak Camat, Pak Sekda, Wakil Camat, dan polisi di sekitar," ucap Rasimun.
Aksi penolakan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih terus bergulir.
Gelombang unjuk rasa kembali digelar kedua kalinya pada Selasa (13/10/2020) kemarin di sejumlah titik Jakarta Pusat, yakni Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Harmoni, dan Istana Negara.
Unjuk rasa tersebut dilakukan oleh Persatuan Alumni (PA) 212 dan beberapa ormas lainnya.
Namun jelang akhir unjuk rasa, datang sekelompok massa berbeda yang mulai bersikap anarkistis. Bentrokan dengan petugas gabungan TNI-Polri yang mengawal jalannya aksi demonstrasi pun tak terhindarkan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/14/13250971/pemukiman-di-kwitang-jadi-sasaran-tembak-gas-air-mata-ini-penjelasan