Salin Artikel

Mencari Lokasi Isolasi OTG Covid-19 di Depok...

Namun, hingga kini penyediaan lokasi khusus isolasi OTG di Depok masih belum berjalan mulus.

Padahal, hal itu semakin mendesak, seiring dengan dominannya klaster Covid-19 di lingkungan keluarga.

"Klaster keluarga ini kan terjadi sebagai dampak dari kondisi kepadatan di Depok yang lumayan padat," ujar Pejabat Sementara Wali Kota Depok, Dedi Supandi kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).

"Penduduk kita mencapai 2,4 juta, dibanding luas wilayah 200,3 km2, rata-rata 12.000 jiwa per km2. Makanya banyak terdampak itu ada beberapa kecamatan yang kepadatan penduduknya melebihi dari rata-rata, misalnya 18.000 jiwa per km2 seperti di Sukmajaya dan Pancoran Mas," ungkapnya.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok pada Senin lalu, 81 persen pasien Covid-19 di Depok menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Jumlah itu setara 1.080 pasien.

Padahal, belum tentu setiap pasien tersebut bisa isolasi mandiri secara efektif. Bisa jadi, sebagian dari mereka keadaan rumahnya yang tidak representatif karena dihuni oleh banyak orang, maupun tinggal seatap dengan kalangan rentan seperti bayi dan lansia.

Masalah nomenklatur

Sebagai informasi, Depok sebetulnya hampir memiliki lokasi khusus isolasi OTG Covid-19 beberapa pekan lalu, yakni di Wisma Makara Universitas Indonesia.

Kabar bersedianya Wisma Makara UI disulap jadi lokasi khusus isolasi OTG Covid-19 di Depok saat itu menjadi kabar baik karena berbagai hotel menolak dialihfungsikan menjadi lokasi isolasi pasien Covid-19.

"Memang ada arahan dari BNPB dan dari Satgas Covid-19 untuk kita bisa kerja sama dengan hotel-hotel," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris kepada wartawan, 25 September lalu.

"Barangkali nanti kami akan melaporkan kondisi seperti ini, barangkali BNPB bisa membantu kami memfasilitasi atau memediasi kami untuk menjadikan beberapa hotel tempat transit jika akan terus begini (kasus Covid-19 terus meningkat)," jelasnya.

Saat itu, Idris mengklaim bahwa Wisma Makara UI tinggal selangkah lagi menjadi lokasi perdana untuk isolasi khusus OTG Covid-19 di Depok

Total, kata dia, ada 150 tempat tidur yang akan disediakan di Wisma Makara UI. Jumlah kamar yang disediakan mencapai 67 ruangan.

"Wisma dedikasi (pasien positif Covid-19) yang saat ini sudah setuju, tinggal menandatangani, yaitu Wisma Makara UI," ujar Idris.

Namun, alih fungsi Wisma Makara UI tak kunjung dieksekusi. Proses administrasi rupanya terkendala.

Berlarut-larut tanpa kejelasan, pihak Wisma Makara UI akhirnya mengundurkan diri dari calon kandidat lokasi khusus isolasi OTG Covid-19.

Padahal, berbagai pemangku kepentingan sudah meninjau langsung situasi Wisma Makara UI. Tempat itu dinyatakan layak untuk menampung OTG Covid-19.

"Wisma Makara kemarin sore menyampaikan pengunduran diri dari (kandidat) tempat untuk OTG," ujar Pejabat Sementara Wali Kota Depok, Dedi Supandi kepada wartawan, 13 Oktober lalu.

Alih fungsi Wisma Makara UI belum dieksekusi karena masalah nomenklatur "wisma", sedangkan pemerintah meminta agar OTG Covid-19 dikarantina di "hotel".

"Sampai dengan kurun waktu sekian pekan belum ada kesimpulan dari BNPB, sehingga mereka terjadi last business, dari aspek bisnis, pemerintahan, sementara kontrak tidak kunjung tiba," jelas Dedi.

Ia melanjutkan, kini Pemerintah Kota Depok akan mengalihkan fokus ke beberapa lokasi lain yang dibidik sebagai tempat isolasi OTG.

"Ada (kandidat lain), baik di lokasi gedung negara atau salah satu wisma, tapi saya belum sebutkan dulu," ujar Dedi.

Menanti pekan depan

Pemerintah Kota Depok coba membidik beberapa kandidat lain untuk dijadikan lokasi khusus isolasi OTG Covid-19.

Belakangan diketahui, pemerintah sempat menjajaki peluang alih fungsi dua gedung negara, yakni Pusdiklat Kemendikbud di Bojongsari serta Wisma Atlet Kostrad Cilodong. Keduanya tak menemui titik temu.

"Yang Kemendikbud sudah kita hubungi dan dari institusinya bilang bahwa akan dipergunakan di pekan-pekan ini, jadi tidak bisa untuk dipergunakan isolasi," kata Dedi.

"Kalau yang Wisma Atlet Cilodong itu belum ada jawaban karena jawaban itu harus level pimpinan," tambahnya.

Oase muncul dari komunitas masyarakat. Sekelompok warga yang mengatasnamakan Barisan Bangun Negeri bersedia menyediakan satu unit rumah tingkat untuk disulap jadi lokasi khusus isolasi OTG Covid-19, beralamat di Pondok Cina.

Namun, lantaran hanya dapat menampung sekitar 15 pasien, lokasi itu akan diutamakan untuk menerima OTG Covid-19 dari warga setempat.

Rumah itu dipersiapkan mulai dipakai secapatnya.

Dedi berujar, ada 2 lokasi lain yang kini masih berproses. Salah satunya ialah penginapan hasil CSR pihak swasta, yang Dedi belum mau sebut identitasnya.

"Ada satu rencana solusi dari pihak swasta, full swasta, dengan pembiayaan swasta, mereka ingin memberikan CSR-nya untuk penanganan Covid-19," ujar Dedi ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/10/2020).

"CSR lagi berproses, tempatnya sudah ada, cuma nanti swasta dengan swasta, nanti silakan kalau sudah deal kita terima. Karena tidak harus ada batasan hotel bintang 3 atau apa," jelas Dedi.

Ia berharap, penyediaan lokasi khusus isolasi OTG Covid-19 dari hasil CSR ini bisa dikebut karena tidak perlu melewati jalur birokrasi.

"Kalau ini bisa lebih cepat ya lebih cepat sebetulnya. Kalau yang di BNPB kan ada aturan, kualitas harus setara hotel bintang 3 atau bintang 2, misalnya," jelas Dedi.

Satu lagi adalah hotel bintang 3 yang diklaim tengah berproses di BNPB. Dedi menargetkan, lokasi-lokasi khusus isolasi OTG Covid-19 di Depok itu dapat segera dipakai pekan depan.

"Intinya mah sudah ada upaya kita sudah mengajukan dan ini lagi diteliti kisaran harganya," ujarnya.

"Nanti disampaikan, kalau itu oke, sudah ada pembayaran dan penyerahan dari BNPB pengelolaannya ke kita, baru saya rencana ekspos," tutup Dedi.

Depok saat ini masih menjadi satu-satunya zona merah atau wilayah berisiko tinggi penularan virus corona di Jawa Barat, selain juga menjadi wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 terbanyak se-Jawa Barat dan Bodetabek.

Hingga data diperbarui kemarin, total sudah 7.007 kasus positif Covid-19 yang dilaporkan Depok. Sebanyak 5.659 orang di antaranya diklaim pulih dan 196 lainnya meninggal dunia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/29/06032501/mencari-lokasi-isolasi-otg-covid-19-di-depok

Terkini Lainnya

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke