Salin Artikel

Menyoal Penurunan Jumlah Tes Covid-19 di Jakarta

Lebih dari sepekan terakhir, yang dites swab di Jakarta per hari tak pernah lagi tembus 10.000 orang. Padahal, jika melihat tren sebelumnya, pemeriksaan 10.000 orang per hari sering terjadi.

Berdasarkan data di situs corona.jakarta.go.id, Jakarta pertama kali mencatatkan jumlah orang yang tes lebih dari 10.000 per hari pada 22 Juli 2020. Saat itu, ada 10.061 orang yang dites dan 416 diantaranya dinyatakan positif Covid-19.

Di bulan Agustus, Jakarta kembali mencatat pemeriksaan lebih dari 10.000 orang per hari selama tiga hari, yakni pada 19, 26, dan 28 Agustus.

Tes swab di Jakarta mulai stabil menembus angka lebih dari 10.000 orang per hari sejak September. Ada 19 hari di September ketika Jakarta mencatat tes spesimen lebih dari 10.000.

Tren itu berlanjut di Oktober, ketika ada 21 hari Jakarta mencatat tes lebih dari 10.000 orang hari. Bahkan jumlah orang yang dites mencapai 15.978 orang pada 12 Oktober, dengan 1.612 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Namun penurunan angka tes mulai terjadi di akhir Oktober sampai pekan pertama November.

Sejak 28 Oktober hingga Jumat (6/11/2020) ini, angka tes Covid-19 di DKI Jakarta tak pernah lagi menyentuh 10.000 orang per hari.

Penambahan kasus baru Covid-19 juga mengalami penurunan. Penambahan kasus harian tak pernah lagi menembus lebih dari 1.000 kasus per hari sejak 22 Oktober.

Jumat ini, jumlah orang yang dites 8.468 orang dengan hasil 672 kasus konfirmasi positif. Penambahan itu membuat total kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 110.083 orang.

Dari jumlah tersebut, ada 7.905 yang masih dirawat atau diisolasi, 99.830 sembuh dan 2.348 meninggal dunia.

Penjelasan Dinkes

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia Handayani menjelaskan, libur panjang saat Maulid Nabi Muhammad SAW pada pekan lalu menjadi salah satu faktor menurunnya jumlah orang yang dites. Alasan ini juga yang dipakai Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat pusat.

"Kalau kemarin masa libur bersama, memang orang yang ditesnya, kontak erat dan sebagainya, tidak mengakses layanan. Atau tidak bersedia dites di periode tanggal itu," kata Dwi kepada Kompas.com, Jumat.

Namun, Dwi menegaskan bahwa pihaknya terus mendorong untuk melakukan testing sebanyak-banyaknya. Bahkan tenaga pelacakan kontak juga ditambah untuk menemukan sebanyak-banyaknya kasus aktif Covid-19 di masyarakat.

"Tetap kok kami  mendorong untuk testing jangan sampai turun," ujar dia.

Dwi membantah anggapan bahwa jumlah tes sengaja diturunkan guna menurunkan penambahan kasus harian. Ia menyebutkan, jika tes sengaja diturunkan, hal itu justru akan berdampak pada positivity rate yang membesar. 

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah orang yang dites dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, positivity rate DKI Jakarta berada di angka 9 persen, lebih rendah dari angka nasional yang mencapai 12 persen.

"Justru kalau testingnya turun peluang untuk positivity rate naik lebih besar. Kalau testing turun kan yang dites orang-orang yang benar-benar gejala berat," kata Dwi.

"Itu sama dengan kita awal dulu, karena kita tesnya masih rendah positivity rate bisa 20 persen lebih," tambahnya.

Banyak kasus tak terdeteksi

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menilai, Jakarta sebenarnya sudah relatif baik ketimbang daerah lainnya. Sebab, Jakarta sudah melampaui standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO yakni mengetes 1 orang per 1000 penduduk per minggu.

Namun ia menyayangkan tren penurunan tes dalam sepekan terkahir. Ia menilai, penurunan angka testing itu membuat kondisi penularan Covid-19 yang sebenarnya jadi sulit untuk terbaca.

"Saya juga bingung kenapa tesnya menurun. Kalau testing-nya enggak menurun, saya yakin sudah ada penurunan kasus di Jakarta. Tapi karena testingnya juga menurun, saya belum yakin," kata Pandu.

Hal serupa disampaikan ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. Ia khawatir turunnya angka tes itu membuat kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat semakin banyak.

Akan ada banyak orang tanpa gejala yang tak sadar telah terpapar Covid-19 dan justru menjadi penyebar virus bagi kelompok rentan. Hal itu justru bisa meningkatkan kematian.

"Akan cendrung banyak kasus yang terdeteksi sehingga terjadilah kematian," kata Dicky

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/06/17384471/menyoal-penurunan-jumlah-tes-covid-19-di-jakarta

Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke