Salin Artikel

Kisah Inu Ubah Pelepah Pisang Jadi Kerajinan Bernilai Jual

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pelepah pisang yang telah mengering biasanya hanya dianggap sampah tanaman. Masyarakat sebatas memanfaatkan buah dan daun pisang sesuai kebutuhan.

Namun, siapa sangka, pelepah pisang juga bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomi.

Di tangan Inu, pelepah pisang dapat menjadi kerajinan miniatur kereta kencana, tempat tisu, asbak, hingga jam dengan berbagai bentuk.

Memanfaatkan pelepah pisang hingga memiliki nilai ekonomi berawal dari Inu yang jenuh dengan aktivitas kerja di dunia film dan memutuskan memutuskan berhenti bekerja pada 2016.

Kekosongan waktu memaksa Inu mencari ide-ide kreatif yang dapat bernilai uang untuk menggantikan pendapatan setelah tak bekerja.

"Awalnya sering melihat (pelepah pisang) tapi tidak pernah peduli, artinya ini bisa tidak ya dimanfaatkan. Akhirnya dicoba," ujar pria asal Reni, Pamulang, Tangerang Selatan saat dihubungi, Rabu (11/11/2020).

Selama tiga bulan jari tangan Inu belajar mengolah pelepah pisang. Dia mulai mengupas batang, kemudian menjemurnya, hingga membuat kerajinan.

Akhirnya, tanpa panduan Inu berhasil memanfaatkan pelepah pisang dari kebun dekat rumahnya mejadi barang bernilai.

"Kerajinan pertama itu lupa saya, karena totalnya sampai saat ini sudah lebih dari puluhan bahkan mungkin ratusan," katanya.

Keberhasilan Inu dalam membuat kerajinan dari pelepah pisang pertama itu tak membuatnya puas.

Ia terus memperbaiki kualitas hingga menghasilkan kerajinan dengan macam-macam bentuk.

Foto kerajinan yang diunggah melalui Istagram seakan memicu datangnya pesanan.

"Saat ini pembuatan sesuai dengan pesanan. Mereka yang pesan harus datang ke rumah untuk menyesuaikan kemauannya. Harga muali Rp 50.000 sampai Rp 500.000," katanya.

Dalam satu hari, Inu dapat mengerjakan satu hingga tiga kerajinan sesuai dengan tingkat kesulitannya.

Kini, kerajinan pelepah pisang karya Inu sudah mulai dikenal masyarakat hingga pejabat.

Namun sayangnya, pandemi Covid-19 memberikan dampak atau penurunan pesanan.

"Kalau sebelum ada pandemi saya tidak bisa kalkulasikan (jumlah pesanan). Tapi saat ada pandemi ini turun 60 persen. Tapi sejauh ini masih ada beberapa pesanan per hari. Dari pejabat juga ada," paparnya.

Inu berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Dia berencana akan membuat pelatihan untuk masyarakat di wilayah Tangerang Selatan.

"Saya inginnya ada membuat beberapa pelatihan dan ada juga wisata di mana masyarakat datang dan melihat kerajinan itu, " tutupnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/11/21493181/kisah-inu-ubah-pelepah-pisang-jadi-kerajinan-bernilai-jual

Terkini Lainnya

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke