Salin Artikel

Kisah Manusia Silver Bertahan di Tengah Pandemi: Kulit Iritasi, Sempat Terpikir Jadi Pencuri

"Nih gatal gini doang. Bentol-bentol gini," kata Ardi saat ditemui di kawasan Gelora, Jakarta Pusat, Senin (16/11/2020).

Iritasi di kulit Ardi itu tak lain disebabkan oleh cat silver yang tiap hari menutupi sekujur tubuhnya.

Ya, Ardi adalah satu dari sekian banyak "manusia silver" yang berjuang mencari nafkah di Ibu Kota.

Ia mengais rezeki di sudut-sudut persimpangan Jakarta dari para pengendara yang melintas.

Sore itu, Ardi mencari peruntungan di persimpangan Jalan Gelora, tepatnya di belakang Gedung DPR RI.

Setiap kali lampu merah, ia langsung bergaya bak patung di hadapan para pengendara mobil dan motor. Setelah itu, ia lalu menghampiri kendaraan yang tengah berhenti untuk meminta sumbangan.

Ardi tersenyum sumringah, menundukkan kepalanya, dan mengucapkan terima kasih kepada warga yang memasukkan uang ke toples yang ia bawa. Namun, lebih banyak yang acuh dan menolak.

Ardi mengatakan, menyambung hidup sebagai manusia silver ia pilih karena sudah tidak punya pilihan lain. Ia bersama sang kakak mulanya berdagang pakaian di berbagai pasar malam di Jakarta.

Namun, dia terpaksa berhenti berdagang karena pandemi Covid-19.

"Sejak corona, sudah enggak ada tempatnya. Pasar malam enggak buka lagi," kata Ardi.

Sejak pasar malam ditutup, Ardi sempat mencoba bertahan dengan tabungan yang ia miliki. Namun, tak butuh waktu lama, tabungannya ludes untuk kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, Ardi pun menekuni pekerjaan sebagai manusia silver. Ia mengaku diajak oleh seorang teman untuk melakoni pekerjaan ini.

"Pas bulan puasa hari ke-27 saya mulai kerja sebagai manusia silver," katanya.

Dalam sehari, ia biasanya meraup uang sekitar Rp 80.000. Namun itu masih penghasilan kotor. Untuk menjadi manusia silver, Ardi juga harus mengeluarkan modal untuk membeli cat silver, minyak goreng dan sabun cuci piring.

"Cat silver sama minyak goreng itu Rp 100.000, tapi bisa lah dipakai sampai seminggu. Pakai minyak goreng itu biar mengkilat juga, sabun cuci piring untuk bersihinnya nanti," kata dia.

"Pertama kali (jadi manusia silver) rasanya aneh, kayak kita mandi minyak. Tapi udah kebiasaan ya sudah," sambung dia.

Kulit gatal hingga ditangkap Satpol PP

Ardi mengaku membeli cat dari temannya yang juga sudah lebih dulu menekuni pekerjaan sebagai manusia silver. Ia pun tak tahu persis apakah bahan-bahan dari cat itu aman bagi kulit.

Sejak menjadi manusia silver, ia memang mengalami iritasi dan gatal-gatal. Namun rasa gatal itu ia hiraukan demi menyambung hidup.

"Ya mau bagaimana lagi, namanya kehidupan," ujarnya

Selain risiko terkena penyakit kulit, ada risiko lainnya yang mengincar para manusia silver, yakni razia Satpol PP. Ardi pun mengaku pernah sekali terjaring razia. Ia dibawa ke kantor Dinas Sosial dan mendapat hukuman.

"Waktu itu disuruh senam tentara, push up, guling-guling, ya capek juga," kata warga Kota Bambu, Palmerah ini.

Meski pernah terjaring razia, Ardi tak kapok menjadi manusia silver. Pekerjaan ini tetap ia lakoni karena kebutuhan hidup. Apalagi, Ardi juga sudah beristri dan mempunyai anak balita yang harus dikafkahi.

"Ya kembali lagi namanya hidup," ujarnya.

Sempat terpikir jadi pencuri

Ardi sendiri menyadari bahwa yang ia lakukan melanggar aturan. Namun, ia berprinsip lebih baik bekerja seperti ini ketimbang mendapatkan uang dari mencuri atau pekerjaan haram lainnya.

"Hati saya sempat berbisik. Maling aja (dihukum) setahun dua bulan. Pembebasan bersyarat jadi 8 bulan. Jadi manusia silver katanya 8 bulan juga. Mending maling sekalian. Tapi ya saya masih milih yang halal," kata dia.

Ardi pun berpesan ke pemerintah untuk tidak terlalu keras dengan para manusia silver yang mengais rezeki di jalan-jalan ibu kota. Selama para manusia silver mencari uang dengan tertib, ia menilai harusnya tidak menjadi masalah.

Ia pun menyayangkan pernyataan dari Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat yang mengimbau warga tidak memberi ke manusia silver. Namun, ia meyakini masih banyak warga yang tetap mau membantu dan menyisihkan rezekinya.

"Ya namanya balik lagi, manusia itu punya hati nurani. Kebaikan itu enggak bisa diatur sama orang," ujar dia.

Meski sudah hampir 8 bulan menjadi manusia silver, namun ia tak bercita-cita untuk melakoni pekerjaan ini selama-lamanya. Jika pandemi sudah usai, Ardi ingin berjualan di pasar malam lagi.

Apalagi, penghasilannya di pasar malam lebih besar dibandingkan menjadi manusia silver.

"Kalau dagang itu sehari bisa dapat Rp 120.000, bersih," katanya.

Berjualan di pasar malam juga tentunya tidak beresiko menimbulkan kulit gatal atau pun terjaring razia satpol PP. Oleh karena itu, Ardi berharap pandemi segera berlalu dan kehidupannya bisa normal kembali.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/17/07014181/kisah-manusia-silver-bertahan-di-tengah-pandemi-kulit-iritasi-sempat

Terkini Lainnya

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke