JAKARTA, KOMPAS.com - Kerumunan demi kerumunan massa simpatisan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab bukan hanya mencederai rasa keadilan warga, melainkan juga mengecewakan para pakar kesehatan.
"Itu bukan kelonggaran, tapi pembiaran. Saya kecewa, kok bisa sampai terjadi," ujar epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono kepada Kompas.com pada Selasa (17/11/2020).
"Sejak HRS (Rizieq) datang, siapa yang mengizinkan kerumunan? Saya juga heran, kenapa dijemput seperti itu, lalu begitu smooth-nya kegiatan HRS, saya heran ada kerumunan, acara Maulid, dan sebagainya," ungkapnya.
Kekecewaan Pandu berangkat dari kerumunan simpatisan Rizieq yang bukan hanya terjadi di DKI Jakarta, melainkan lintas daerah sejak pentolan ormas tersebut pulang dari Arab Saudi ke Indonesia.
Mula-mula, Rizieq disambut simpatisannya di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, tanpa antisipasi oleh aparat terhadap membeludaknya massa yang sampai memblokade jalan tol hingga mengganggu jadwal penerbangan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sempat menyambangi Rizieq ketika ia tiba di Tanah Air.
Rizieq kemudian bikin beberapa hajatan di Jakarta yang tentu saja dihadiri kerumunan simpatisannya.
Dalam pesta pernikahan putrinya, Shafira Najwa Shihab, polisi bahkan menutup Jalan KS Tubun tempat diselenggarakannya hajat.
BNPB juga turut membagikan puluhan ribu masker untuk para hadirin hajatan itu.
Simpatisan Rizieq pun sempat memenuhi Jalur Puncak ketika junjungan mereka hendak mengisi ceramah di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jumat (13/11/2020).
Pandu juga mengkritik Anies Baswedan sebagai penguasa Ibu Kota, meski menyoroti bahwa kerumunan simpatisan Rizieq bukan tanggung jawab Anies seorang karena dilakukan lintas wilayah dan mestinya melibatkan antisipasi aparat penegak hukum.
Ia mengaku telah mengingatkan Anies agar menyampaikan risiko kerumunan di tengah pandemi Covid-19 di Jakarta kepada Rizieq.
Namun, pada akhirnya Rizieq tetap menggelar hajatan secara leluasa di Ibu Kota, meski Anies mengeklaim telah melayangkan surat peringatan dan belakangan menjatuhkan denda maksimal.
"Saya sudah bilang ke Pak Anies tolong dikasih tahu HRS, jangan bikin kerumunan, memangnya dia enggak tahu? Maksudnya, supaya siapa pun kita ajak patuhi peraturan di sini," kata Pandu.
"Saya mengkritik Anies karena tidak memberitahu Rizieq, kan dia (Anies) sempat datang (mengunjungi Rizieq). Kasih tahu dong, Pak Rizieq, hati-hati dong kita lagi masa pandemi ini," tutupnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/17/16515771/epidemiolog-kecewa-kerumunan-massa-rizieq-shihab-dibiarkan