Salin Artikel

Koalisi Gemuk Keok oleh PKS di Depok, Pengamat: Borong Partai Tak Efektif di Kandang Lawan

DEPOK, KOMPAS.com - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengomentari gagalnya koalisi gemuk Pradi Supriatna-Afifah Alia menumbangkan hegemoni PKS melalui Pilkada Depok 2020.

Sebagai informasi, Pradi-Afifah bermodal 33 kursi dari Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI; sedangkan lawan mereka, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono hanya berbekal 17 kursi dari PKS, Demokrat, dan PPP.

"Figur penantang, mulai dari strategi, soliditas, dan tim sukses tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan, mayoritas partai yang bergabung di situ tidak bisa diandalkan dalam mengalahkan basis PKS yang kemudian solid untuk tetap mendukung Idris," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2020).

"Strategi borong partai tidak efektif atau tidak ampuh untuk mengalahkan sosok Idris yang memang bertanding di kandangnya PKS," imbuhnya.

Menurut dia, dua kunci utama memenangkan pilkada terletak pada soliditas dan sukses figur calon.

Banyak-banyakan partai tak masuk dalam hitungan dan itu sudah banyak terbukti pada beberapa pemilihan sebelumnya.

Pilpres 2014 misalnya. Joko Widodo-Jusuf Kalla menang dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, padahal di belakang mereka hanya ada PDI-P dan nama kurang mentereng seperti PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI.

Sementara itu, Prabowo-Hatta dibeking partai besar dengan jumlah yang lebih banyak.

Adi menambahkan, perjuangan Pradi-Afifah di Pilkada Depok makin susah karena yang dilawan adalah usungan PKS, partai yang sudah 15 tahun membangun hegemoni di Depok dengan jejaring di akar rumput yang kuat.

"Itu artinya apa? Soliditas tim, militansi, bukan diukur dari seberapa banyak dia didukung oleh partai, tapi dari seberapa hebatnya menjahit dan menganyam kekuatan politik yang kemudian tersentral pada figur itu," ujar Adi.

"Kurang apa itu Pradi? Dia wakil (wali kota Depok saat ini), kemudian disokong banyak partai, tapi, ya sudah. Itu pentingnya membangun basis politik. Gelontoran logistik dan uang itu tidak menjamin apa pun ketika berhadapan dengan basis partai tertentu di wilayah seperti di Depok dengan PKS, di Solo atau di Jawa Timur dengan PDI-P," lanjutnya.

"Harus kita akui ternyata identitas kepartaian itu masih ada di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia."

Penetapan hasil Pilkada Depok secara resmi masih menunggu rekapitulasi manual di tingkat kota yang hari ini sedang berlangsung.

Akan tetapi, hasilnya diperkirakan tak akan jauh berbeda dengan hasil hitung cepat yang didapat lewat sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) KPU yang diperoleh dari unggahan langsung formulir C-Hasil-KWK oleh KPPS di setiap TPS.

Dari total 747.013 suara dari 4.015 TPS se-Kota Depok yang masuk ke Sirekap KPU, pasangan calon nomor urut 2 Mohammad Idris-Imam Budi Hartono dinyatakan menang dengan raihan 415.163 atau 55,58 persen.

Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Pradi Supriatna-Afifah Alia meraih 331.850 atau sekitar 44,42 persen suara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/15/15134411/koalisi-gemuk-keok-oleh-pks-di-depok-pengamat-borong-partai-tak-efektif

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke