Salin Artikel

Akhir Polemik Soal Ujian "Anies Diejek Mega": Guru Sukirno Minta Maaf, Batal Tempuh Jalur Hukum

Guru Sukirno, pembuat soal, meminta maaf. Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi akhirnya mengurungkan niat menempuh jalur hukum.

Fraksi PDI-P mempersoalkan pemakaian nama Mega yang dicitrakan buruk dalam soal, sedangkan Anies dicitrakan positif.

Awal mula polemik

Foto dua soal pilihan ganda untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) itu viral di media sosial pada Sabtu (12/12/2020).

Pada soal pertama, disebutkan bahwa Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta tak menggunakan jabatan untuk memperkaya diri, tetapi untuk menolong rakyat.

Siswa pun diminta menjawab sifat apa yang ditunjukkan oleh Anies itu.

Lalu, pada soal lainnya, disebutkan bahwa Anies kerap diejek Mega, tetapi Anies tak pernah marah.

Pada soal kedua ini, Anies dan Mega kemudian dianggap oleh publik sebagai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Beragam komentar muncul di medsos, salah satunya menganggap politisasi terhadap para pelajar.

Kejadian tersebut membuat Komisi E DPRD DKI memanggil sejumlah pihak, di antaranya Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, Plt Kepala Sekolah SMP 250 Cipete Jakarta Selatan Setiabudi, dan guru pembuat soal.

Pada saat pemanggilan, Plt Kepala Sekolah SMPN 250 Setiabudi mengaku munculnya soal ujian sekolah yang memuat nama Anies dan Mega karena dibuat secara terburu-buru.

Setiabudi menjelaskan, sebenarnya tim telaah sudah dibentuk dari aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di sekolah tersebut.

Dia mengakui, tim telaah tidak melakukan editing secara sempurna sehingga muncul soal-soal yang tidak diinginkan.

Marah

Pada saat yang sama, guru pembuat soal bernama Sukirno itu dicecar pertanyaan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, yang juga kader PDI-P.

Prasetio terlihat paling marah atas beredarnya soal yang danggap publik memuat nama tokoh politik.

Dia terlihat membentak Sukirno di depan anggota Komisi E saat meminta penjelasan mengapa bisa muncul nama Mega dan Anies dalam soal.

"Kenapa Bapak punya insting Pak Gubernur Anies dan Bu Mega. Apa yang di otak Bapak apa sih, buat soal seperti itu? Bapak kan seorang guru," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/12/2020).

Pada akhir pertemuan, Prasetio mengancam akan melaporkan Sukirno ke Polda Metro Jaya.

Dia berniat melaporkan Sukirno atas nama kader PDI-P karena merasa keberatan nama ketua umum partainya disebut dengan citra yang buruk.

"Saya atas nama kader PDI-P (akan melaporkan) karena itu menyebut nama ketua umum saya," kata Prasetio.

Setelah rapat usai, Kadisdik DKI Jakarta Nahdiana langsung keluar ruangan tanpa menghiraukan pertanyaan dari wartawan.

Nahdiana hanya mengatakan tidak ada yang bisa dia komentari dan menunggu rekomendasi dari Komisi E DPRD DKI Jakarta.

Batal tempuh jalur hukum

Namun, langkah Prasetio untuk melaporkan Sukirno ke Polda Metro Jaya urung ia lakukan.

Sebab, Nahdiana beserta Setiabudi dan Sukirno menemuinya di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Rabu (1612/2020) sore.

Menurut Prasetio, Nahdiana meminta agar ia memaafkan guru pembuat soal.

"Kemarin kami sangat marah sekali apa pun cerita dan alasannya saya enggak terima. Saya mau laporkan hari ini sebetulnya kepada Polda Metro Jaya sore ini, tapi ternyata jam 15.00, Ibu Kadis meminta dibukakan hati untuk permintaan maaf ini yang (dilakukan) secara terbuka," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Setelah kejadian ini, Prasetio berencana memberi tahu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengenai kabar soal ujian yang menyebut nama Anies dan Mega.

Prasetio yakin Megawati akan memaafkan Sukirno dan bisa menerima alasannya.

"Kami akan bertanggung jawab dan melapor kepada Ibu Ketua Umum saya yang kebetulan Presiden ke-5 RI, saya akan lapor alasannya seperti ini," kata Prasetio.

"Saya rasa Ibu Ketua Umum saya, Ibu Megawati Soekarnoputri akan bisa menerima itu," lanjut dia.

Pada saat itu, Sukirno menyesali perbuatannya. Dia mengaku tidak bermaksud apa-apa dan murni sebuah kekhilafan pribadi.

"Saya Sukirno pada kesempatan ini menyampaikan rasa penyesalan yang mendalam atas perbuatan yang saya lakukan," kata Sukirno.

Selain kepada Megawati, Sukirno juga meminta maaf kepada Anies karena menilai naskah soal yang dia tulis telah membuat kegaduhan di tengah masyarakat Jakarta.

"Kepada Gubernur DKI Jakarta juga Bapak Anies Rasyid Baswedan, saya minta maaf karena telah membuat kegaduhan di masyarakat DKI Jakarta," ucap Sukirno.

Disdik akan monitor pembuatan soal

Nahdiana mengaku tidak pernah memerintahkan pembuatan soal yang mencatut nama Anies dan Mega.

Menurut dia, soal ujian dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Isi. Nahdiana menyebut soal ujian dibuat oleh masing-masing sekolah.

"Jadi kami tidak ada perintah untuk membuat soal dengan kondisi itu," ucap Nahdiana.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pembuatan soal ujian mulai dari tingkat sekolah, tingkat suku dinas, sampai ke bidang persekolahan Disdik DKI Jakarta.

Upaya tersebut juga bertujuan mengontrol dan mencegah munculnya kembali soal-soal ujian yang dinilai bermuatan politis.

"Agar soal-soal ini lebih terkontrol kembali dari sisi potensi pro kontra di masyarakat," ucap Nahdiana.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/17/08205311/akhir-polemik-soal-ujian-anies-diejek-mega-guru-sukirno-minta-maaf-batal

Terkini Lainnya

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke