Salin Artikel

Kasus Polisi Tabrak 3 Pemotor di Pasar Minggu, Penyidik Periksa 5 Orang Saksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak lima orang saksi telah diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya guna menyelidiki kasus kecelakaan di Pasar Minggu, Jumat (25/12/2020), yang melibatkan polisi bernama Aiptu Imam Chambali.

Imam diketahui menabrak tiga pengendara sepeda motor ketika mengendarai mobil di Jalan Raya Ragunan, tepatnya di dekat Bank BNI 46, Jalan Raya Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Imbasnya, satu orang pengendara motor tewas dan satu orang lainnya mengalami luka parah.

"Saksi yang diperiksa sudah lima orang, semalam kami periksa satu orang saksi lagi yang melihat kejadiannya," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo ketika dihubungi, Sabtu (26/12/2020).

Sambodo menjelaskan bahwa pihaknya juga telah mengumpulkan rekaman kamera CCTV yang berada di sekitar lokasi kejadian.

"Ada (rekaman kamera) CCTV yang sudah bisa kami  dapatkan di sekitar lokasi yang menunjukkan bagaimana terjadinya kecelakaan tersebut," kata Sambodo.

Kini, pihaknya sedang menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk ketiga kalinya dengan melibatkan Traffic Accident Analysis (TAA).

Di samping itu, Sambodo memastikan bahwa terdapat kejadan lain yang memicu kecelakaan tersebut.

Sehingga, kecelakaan tersebut tidak berdiri sendiri.

"Ternyata kecelakaan tersebut tidak berdiri sendiri, ada kejadian yang mendahului kecelakaan tersebut," ucapnya.

Sebelumnya, seorang saksi sekaligus korban dari tabrakan, M Sharif, menyatakan bahwa Imam sempat terlibat cekcok dengan seorang pengendara mobil lain bernama Handana.

Sharif mengaku melihat Hyundai dengan pelat B 369 HRH yang dikendarai oleh Handana menyerempet mobil Toyota Innova B 2159 SIJ yang dikendarai oleh Imam di jalur lambat hingga hampir keluar jalur.

“Kalau dipepet terus, mobil polisi bisa terbalik. Itu dipepet sampai SMP Suluh, kemudian dipotong oleh mobil polisi di putaran balik dekat Balai Rakyat (GOR Pasar Minggu),” ujar Sharif ketika ditemui, Jumat.

Kedua mobil tersebut melaju dari Jalan Mangga Besar ke arah Pasar Minggu. Sharif mengatakan, Imam dan Handana sempat membuka kaca mobil.

“Dia (Handana) ngatain lah kayaknya. Mobil polisi itu kemudian ngegunting (memotong jalur) di dekat putarah arah Balai Rakyat, lalu cekcok. Saya kira karena aparat, jadi saya tinggal pergi. Pikir saya bisa ditangani dan selesai. Saya juga lagi antar makanan,” lanjut Sharif.

Saat cekcok, Imam turun dari mobil. Namun, Handana tetap berada di dalam mobil dan sempat berusaha memacu kendaraan meninggalkan Imam.

Kemudian, Sharif meninggalkan kedua mobil tersebut dan berputar arah di depan Kompleks Kejaksaan.

Tak jauh dari putaran arah, Sharif ditabrak oleh mobil Imam yang keluar dari jalur.

“Itu mobil polisi, saya lihat sepersekian detik terbang. Habis ditabrak, pandangan mata saya sempat gelap,” ujar Sharif.

Namun demikian, Sambodo belum dapat menyampaikan penyebab cekcok yang kemudian menyebabkan tabrakan tersebut.

"Kalau penyebab cekcoknya nanti sekalian pas gelar perkara," ujarnya.

Hingga kini, Aiptu Imam masih berstatus sebagai saksi.

Sebab, masih ada rentetan proses yang harus dijalankan sebelum menetapkan Imam sebagai tersangka atau bukan.

"Kami nanti rapat dulu, gelar perkara, analisis saksi, dan alat bukti atau bukti kerusakan yang ada. Nanti kami padukan dulu semua datanya, baru ditentukan tersangka apa bukan, kalau sekarang belum bisa," tambah Sambodo.

Imam juga telah diperiksa oleh penyidik pada Jumat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/26/12521701/kasus-polisi-tabrak-3-pemotor-di-pasar-minggu-penyidik-periksa-5-orang

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke