Salin Artikel

Jumlah Pelanggar WNA di Kota Tangerang Berkurang Selama Pandemi

TANGERANG, KOMPAS.com - Jumlah pelanggaran oleh warga negara asing (WNA) yang berada di Kota Tangerang diklaim berkurang hingga 40 persen selama pandemi Covid-19.

Kepala Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Non TPI Tangerang Felucia Sengky Ratna mengungkap penurunan kasus pelanggaran oleh WNA tersebut dalam siaran pers Capaian Kerja Kanim Tangerang, Selasa (29/12/2020) siang.

"Pelanggaran WNA tahun ini sangat menurun. Penurunannya mencapai 40 persen," jelasnya.

Felucia menjelaskan, penurunan jumlah pelanggaran tersebut tak lepas dari kondisi Tangerang Kota yang masih diterpa pandemi Covid-19.

Walau penurunan pelanggaran cukup signifikan, tetapi Felucia tak memungkiri bahwa saat ini masih saja ditemukan adanya pelanggaran keimigrasian, antara lain overstay dengan 68 pelanggaran dan penyalahgunaan izin tinggal dengan 17 pelanggaran.

"Tiga besar negara dengan jumlah pelanggaran terbanyak adalah Nigeria 69 pelanggaran, China 21 pelanggaran dan Malaysia 4 pelanggaran," ujar Felucia.

Selain itu, Kanim Tangerang juga mengaku telah melaksanakan fungsi penegakan hukum keimigrasian, yakni, tindakan administratif keimigrasian terhadap 101 WNA yang melakukan pelanggaran, deportasi dengan 101 kasus, dan projusticia sebanyak 2 kasus.

Selain pelaksanaan penegakkan hukum, Imigrasi Tangerang juga telah membuat 12 inovasi tahun ini. Beberapa di antaranya adalah Immigration Corner yang berada di Universitas Pelita Harapan (UPH) dan aplikasi Imigrasi Tangerang Online Services (Sitanos).

"Immigration Corner di UPH, berhasil melayani 65 pemohon WNA dan Sitanos ini sendiri dibuat agar pemohon di kami bisa registrasi diri terlebih dahulu sebelum datang ke kantor. Memilih tanggal sendiri juga. Jadi tinggal datang," kata Felucia.

Adanya Sitanos, menurut Felucia adalah untuk memininalisir adanya pertemuan fisik antara pegawai Imigrasi Tangerang serta pemohon. Contoh praktik Sitanos untuk WNI pembuat passpor, yakni seluruh dokumen yang dibutuhkan dapat dimasukkan secara daring.

"Untuk proses serta pengambilan (passpor) itu melalui aplikasi. Ini (Sitanos) sangat efektif sebagai solusi di masa pandemi," ujar Felucia.

Pasalnya, Ratna mengaku pihaknya menjadikan sisi kesehatan pemohon atau pun pegawai Imigrasi Tangerang sebagai prioritas utama.

"Apalagi di tengah situasi pandemi seperti ini. Kesehatan menjadi prioritas utama kami," pungkasnya

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/30/10104501/jumlah-pelanggar-wna-di-kota-tangerang-berkurang-selama-pandemi

Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke