Salin Artikel

Curahan Hati Guru soal Belajar Daring, Sulit Jaga Integritas Murid dan Kondusifitas

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak akan membuka pembelajaran tatap muka di sekolah dalam waktu dekat.

Tingginya angka kasus positif Covid-19 saat ini membuat Pemprov DKI lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan seluruh warga.

"Prioritas kami yang pertama adalah keselamatan dan kesehatan seluruh warga, terutama apalagi anak-anak kita," ucap Ariza dalam acara Sapa Indonesia Malam, Sabtu (2/1/2021).

"Sampai hari ini kebijakan kami masih tetap belum memberlakukan tatap muka. Kebijakan masih belajar secara daring atau online dari rumah," tutur Ariza.

Dengan demikian, para guru dan murid akan kembali menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) daring pada semester genap tahun ajaran 2020/21 yang dalam waktu dekat akan dimulai.

Beragam kendala

Bukan perkara mudah bagi para guru dalam mendidik murid-murid mereka dengan sistem KBM daring.

Amelia Yesika misalnya. Guru science di Tunas Bangsa Christian School Greenville, Jakarta Barat tersebut mengaku dirinya dan rekan-rekan menghadapi sejumlah kendala sepanjang menerapkan KBM daring di semester ganjil tahun ajaran 2020/21.

"Setidaknya ada tiga kendala. Pertama, koneksi internet yang tidak stabil, lalu lingkungan rumah siswa dan guru yang kurang kondusif, serta terkadang ada siswa-siswi yang tidak merespons baik melalui kamera ataupun mikrofon," ujar Amelia kepada Kompas.com.

Sementara itu, Raisa Siahaan, guru informatika SMP Kristen Ipeka Pluit, Jakarta Utara mengaku tidak memiliki kendala berarti dalam mempersiapkan diri untuk menerapkan KBM daring.

Meski begitu, bukan berarti dirinya tidak menghadapi masalah saat penerapan.

"Kendalanya, menarik perhatian dan menjaga fokus belajar anak. Ada sebuah survei webinar dari sebuah kampus bahwa fokus orang dewasa dalam mendengarkan seminar dan sejenisnya hanya 10-20 menit," ucap Raisa saat dihubungi Kompas.com.


Menurut Raisa, pemberian tugas atau praktik kepada siswa juga menjadi kendala lain pada KBM daring ini.

"Pemberian tugas sering dianggap 'terlalu banyak dan tidak efektif' sehingga anak mengalami kelelahan mata. Tapi, bagi kami para guru, salah satu instrumen dan indikator supaya kami tahu si anak paham materi yang diajarkan saat itu adalah dengan pemberian tugas," jelas Raisa.

Menjaga kondusifitas dan integritas

Raisa, yang juga wali kelas 7, juga menyebut bahwa menjaga integritas anak sebagai salah satu kendala lain.

"Kendala lainnya menjaga integritas anak. Banyak kondisi di lapangan yang variasi (saat belajar daring) membuat anak lebih mudah menciptakan alasan," lanjut Raisa.

Raisa pun tidak memungkiri kejadian kurang mengenakkan yang terjadi saat KBM daring, misalnya murid mematikan kamera saat guru menerangkan pelajaran.

"Saya rasa ini karena trust issue. Perlu dipahami bahwa tidak semua anak punya ruang gerak atau ruang belajar nan indah dipandang. Kadang, mereka harus berbagi dengan adik atau kakak saat belajar, rumahnya dekat dengan sumber kebisingan yang membuat anak tidak nyaman atau bahkan takut ditertawakan," kata Raisa.

"Alasan-alasan itu mungkin luput dari perhatian guru akibat trust issue. Perlu ada kerja sama dengan orangtua dalam menciptakan ruang belajar yang kondusif. Tapi, tidak semudah itu karena kondisi rumah setiap murid tentu berbeda," ungkapnya.

Kondusifitas belajar-mengajar juga yang menjadi sorotan oleh Amelia.

"Dari segi guru, kami selalu berusaha mencari ruangan di rumah yang bisa jadi tempat mengajar, tapi tidak semua guru tinggal di perumahan elite, kan? Jadi, kami terkadang harus menghentikan sementara pembelajaran ketika ada gangguan seperti ondel-ondel lewat," ujar Amelia.

"Dari sisi siswa, terkadang ada 2-3 anak yang belajar di ruangan yang sama karena orangtua mereka harus memonitor ataupun terbatasnya ruangan di rumah siswa. Jika demikian, kami akan menghubungi anak tersebut usai kegiatan jam mengajar untuk menanyakan kendala, lalu mengundang orangtua untuk membahasnya secara virtual," jelas Amelia.

Diakui Amelia, menjaga kondusifitas dalam belajar daring tidak bisa semaksimal tatap muka.

"Karena banyaknya kendala tadi, sangat sulit untuk membuat kelas kondusif dan memastikan partisipasi siswa mencapai 90-100 persen saat pembelajaran. Hanya, kami para guru tetap mencoba yang terbaik untuk memastikan siswa memahami pembelajaran yang ada walaupun pastinya tidak luput dari kekurangan," sebut Amelia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/03/12254601/curahan-hati-guru-soal-belajar-daring-sulit-jaga-integritas-murid-dan

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke