Hal ini tak lepas dari aksi mogok produksi yang dilakukan Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta sejak malam tahun baru atau 1 hingga 3 Januari 2021.
Aksi mogok itu adalah respons perajin tahu dan tempe terhadap melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku tempe-tahu, dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.
Pedagang tahu dan tempe di Pasar Anyar pun menutup kios mereka sejak Jumat hingga Minggu kemarin.
Salah satu penjual tahu dan tempe di Pasar Anyar Tangerang, Darsih menjelaskan bila dirinya baru saja membuka kembali kiosnya hari ini.
"Sudah mulai buka lagi hari ini. Kemarin kan soalnya saya tutup," papar Darsih ketika ditemui di Pasar Anyar, Senin (4/1/2021) siang.
Darsih menjelaskan, harga tahu dan tempe yang ia jual mengalami kenaikan. Sebelumnya, harga tahu dalam ukuran besar dijual seharga Rp 4.000. Sedangkan saat ini, ia jual dengan harga Rp 5.000.
"Kalau tempe yang 8 ons harganya Rp 12.000. Dulu (harganya) Rp 8.000. (Tempe) yang 1,1 kilogram sekarang Rp 15.000. Biasanya, Rp 12.000," terang perempuan 53 tahun ini.
Walau harga tahu dan tempe mengalami kenaikan, Darsih melanjutkan, masih banyak pembeli yang mencari serta membeli dua produk dari kacang kedelai itu.
"Banyak yang beli alhamdulillah. Ini dagangan saya tinggal sedikit," jujurnya.
Darsih mengaku, pagi ini ia membeli 50 tempe dari perajin tempe. Lantas saat ini, tempe yang ia jual tersisa 6 buah, yaitu 3 buah tempe seberat 8 ons dan 3 buah tempe seberat 1,1 kilogram.
"Sebenarnya ada pembeli yang balik pas tau harganya naik. Tapi, lebih banyak lagi pembeli yang emang beli tahu (dan) tempe yang saya jual ini," papar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/04/12221891/tahu-dan-tempe-di-tangerang-kembali-beredar-harga-naik-jadi-rp-15000