"Telah bekerja tim DVI sebanyak 306 personel," kata Rusdi dalam konferensi pers di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).
Tim tersebut terdiri dari beberapa instansi, yakni Polri, TNI, Kementerian Kesehatan, dan Ikatan Dokter Ahli Forensik Indonesia.
"Semua bekerja bersama di Rumah Sakit Polri ini, untuk melakukan identifikasi terhadap jenazah korban ada kecelakaan pesawat tersebut," kata Rusdi.
Hingga saat ini, tim DVI telah menerima tujuh kantong jenazah yang terdiri dari bagian tubuh korban.
Tim juga telah menerima 21 sampel DNA. Dengan demikian, proses identifikasi jenazah bisa dimulai pada Senin besok.
Rusdi mengimbau keluarga korban yang belum memberikan data antemortem untuk segera menyerahkannya ke posko yang telah disediakan, yakni di Tanjung Priok, Bandara Supadio Pontianak, dan RS Polri Kramatjati.
Namun bagi keluarga korban yang berada jauh dari posko-posko tersebut, mereka dapat mendatangi kepolisian terdekat. Pihak kepolisian kemudian akan menghubungi Tim DVI yang berada di RS Polri
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 orang, yang terdiri dari 6 kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB. Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/10/18170541/306-personel-dikerahkan-untuk-identifikasi-jenazah-korban-kecelakaan