JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan masih melakukan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu hingga Senin (11/1/2021) petang.
Tim gabungan memperluas wilayah pencarian pesawat menjadi enam sektor dari sebelumnya hanya empat sektor.
"Areal pencarian hari pertama dan dua dibagi empat sektor, hari ini kami bagi jadi enam sektor," kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Hingga Senin petang, tim gabungan masih fokus mencari black box pesawat dan mengevakuasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Black box sendiri merupakan salah satu alat yang paling penting di dalam badan pesawat. Benda ini biasa dicari oleh tim pencari jika dilaporkan ada pesawat yang hilang kontak.
Tidak seperti namanya, black box berwarna oranye. Perangkat yang tidak bisa dihancurkan ini merekam semua data penerbangan.
Berikut rangkuman hasil pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga Senin petang.
Area Pencarian Diperluas, Alat Pencarian Ditambah
Wilayah pencarian Sriwijaya Air SJ 182 diperluas menjadi enam sektor seluas 222 mil laut (nautical mile/NM) persegi karena serpihan pesawat yang bergeser akibat terbawa ombak. Serpihan pesawat diduga terbawa ombak hingga ke arah pantai.
Adapun luas masing-masing area pencarian adalah 37 NM persegi.
Total ada 2.600 personel gabungan yang diterjunkan ke lokasi pencarian maupun bersiaga di posko-posko.
Untuk wilayah laut, Basarnas mengerahkan 53 kapal untuk mencari keberadaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Jumlah tersebut bertambah dibanding Minggu kemarin yang hanya berjumlah 30 kapal.
Pencarian bawah air dengan luas area 16 NM persegi dilakukan oleh KRI Rigel, KR Baruna Jaya (BPPT), dan Tim MGS, dan masa pencarian efektif hingga pukul 18.00 WIB.
Sedangkan untuk wilayah udara, ada 13 alat penerbangan yang disiagakan untuk pencarian.
Temuan Serpihan Pesawat dan Bagian Tubuh Manusia
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Purnawirawan Bagus Puruhito menjelaskan hasil temuan selama proses pencarian hari ketiga.
Ada 10 kantong berisi potongan kecil badan pesawat, 16 potongan besar pesawat, 6 potong pakaian.
Selain itu, Basarnas juga menemukan 40 kantong jenazah yang berisi bagian tubuh korban penumpang pesawat.
"Sampai sore ini ada perkembangan yang tadinya 18 kantong jenazah yang sudah kita temukan hari ini bertambah 22. Jadi total kita sudah mengumpulkan 40 kantong jenazah," kata Bagus di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sementara itu, serpihan persawat diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) guna proses penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat.
Dugaan Jatuhnya Pesawat
KNKT memprediksi Sriwijaya Air SJ 182 hancur akibat membentur permukaan air laut. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pesawat diperkirakan jatuh ke perairan Kepulauan Seribu dalam keadaan utuh.
Menurut Soerjanto, serpihan pesawat ditemukan dalam keadaan normal dan tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.
"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal, semuanya masih normal saja. Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kerusakan, ya memang hancur tapi hancurnya natural karena benturan ke air," ujar Soerjanto saat dihubungi Kompas TV, Minggu (10/1/2021) malam.
Kendati demikian, KNKT masih menunggu penemuan black box guna menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat.
Sementara itu, KNKT telah mendapatkan transkip rekaman pembicaraan pilot Sriwijaya Air SJ 182 dan petugas pengatur lalu lintas udara sebelum pesawat dilaporkan hilang kontak.
"Kita kumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dan pengatur lalu lintas udara," kata Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Kapten Nurcahyo Utomo, dilansir dari video Antara.
KNKT juga tengah mengkaji data radar pergerakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum dilaporkan hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Tim juga sudah berhasil mendapatkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat. Ini nanti akan kita kaji lebih lanjut," ujar Nurcahyo.
Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 jiwa. Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang yang terdiri dari 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut. Air Traffic Controller (ATC atau petugas pengatur lalu lintas udara) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/11/17584601/fakta-dan-temuan-sementara-pencarian-sriwijaya-air-sj-182-hingga-senin