Salin Artikel

Fakta Kasus Hasil Tes Antigen Tanpa Swab yang Viral, Kelalaian Petugas Farmalab hingga Diusut Polisi

Video tersebut diunggah oleh Jessica Sugiharta melalui akun TikTok @jessicasugiharta.

Jessica mengunggah lima video pada Sabtu (30/1/2021).

Kronologi

Ketika dihubungi Kompas.com, Jessica mengatakan, kejadian tersebut terjadi di halaman parkir Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (28/1/2021) siang.

"Pada tanggal 28 Januari 2021, sekitar pukul 13.27 WIB, kami sampai di lokasi swab antigen," kata Jessica, Minggu (31/1/2021).

Jessica memaparkan, salah seorang rekannya lantas mendatangi lokasi mereka akan menjalani swab antigen.

Kemudian, rekan Jessica itu diminta menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Dia juga langsung membayar biaya tes sebesar Rp 200.000 per orang dengan menggunakan debit.

"Karena petugas (yang dijumpai di pos) tersebut berkata tidak menerima uang tunai, hanya debit. Setelah membayar dan memberikan KTP, kami diarahkan untuk menunggu di mobil saja," ujar Jessica.

Setelah sekitar 10-15 menit menunggu, Jessica dan rekan-rekan kemudian didatangi petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD).

"Selang 10-15 menit kemudian, ada petugas mengenakan APD mengetuk kaca mobil dan langsung memberikan kertas yang merupakan hasil swab antigen. Di kertas itu bertuliskan bahwa kami negatif, yang anehnya, kami bertiga belum melakukan tes swab," kata warga Jakarta Pusat itu.

Jessica menegaskan, identitas yang tertera pada surat tersebut sesuai dengan KTP dirinya dan dua rekannya.

"Iya, sesuai KTP," lanjutnya.

Karena merasa kecewa, Jessica memutuskan membuat rekaman video dari hasil swab tersebut, lalu mengunggahnya ke TikTok, sambil memutuskan kembali menunggu arahan lanjutan dari petugas.

Tak kunjung dihampiri lagi setelah sekitar 15 menit menunggu, teman Jessica memutuskan mendatangi pos dan menanyakan alasan mereka diberikan hasil tes, sedangkan mereka belum di-swab.

"Mereka (petugas di pos) kebingungan dan saling bertatapan satu sama lain. Mereka lalu minta maaf. Rekan saya lalu kembali ke mobil dan kami menunggu lagi. Setelah beberapa menit, mereka (petugas) meminta maaf kembali ke kami dengan alasan human error karena orang yang mendaftarkan kami baru saja istirahat dan ada pegantian shift," ungkap Jessica.

Setelah itu, Jessica dan dua rekannya akhirnya menjalani tes antigen dan hasilnya negatif.

"Hasil (tes antigen) pun keluar dan kami memang negatif. Tetapi, karena kejadian sebelumnya, rasa percaya kami terhadap hasil tes yang baru keluar tersebut menjadi janggal. Meski begitu, kami tetap menjalankan aktivitas kami seperti biasa. Lalu, pada sore hari, kami mendapati bahwa video yang saya buat di TikTok menjadi ramai dan heboh," ucap Jessica.

Dua kali dihubungi pihak laboratorium

Setelah video itu menjadi ramai di media sosial, Jessica via salah seorang temannya dihubungi pihak yang mengaku dari laboratorium di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak dua kali pada Kamis malam.

Dalam telepon yang pertama, pihak laboratorium meminta maaf dan meminta Jessica untuk menghapus video TikTok-nya.

Lewat temannya, Jessica menyampaikan dirinya berkeberatan untuk melakukan hal tersebut.

Lalu, pihak laboratorium kembali menghubungi telepon selular rekan Jessica dan kali ini Jessica sendiri yang menjawab.

"Pihak laboratorium meminta kronologi kejadian dan meminta maaf bahwa kejadian tersebut merupakan human error. Dia kembali meminta saya untuk take down video tersebut," kata Jessica.

Jessica kembali menolak permintaan tersebut dan menegaskan bahwa dia tidak berniat untuk menjatuhkan pihak laboratorium.

"Saya berargumen bahwa yang saya lakukan bukan pembohongan, penipuan, atau mau menjelekkan nama atau instansi tersebut karena saya tidak menyebutkan nama laboratorium (di video viral). Saya membuatnya agar kejadian ini tidak terulang lagi," terangnya.

Pihak laboratorium, lanjut Jessica, kembali meminta maaf dan bertanya apakah mereka mengingat petugas yang melakukan tes swab.

Jessica mengaku tidak mengingat petugas, termasuk apakah laki-laki atau perempuan yang kala itu berinteraksi dengan mereka karena petugas mengenakan APD lengkap.

Penelepon, menurut Jessica, kemudian menyatakan mereka tidak masalah Jessica tidak menghapus video itu.

Akan tetapi, pihak laboratorium mengingatkan bahwa Jessica harus bersedia menjadi saksi dan tersangka di kepolisian.

"Lalu, pihak laboratorium meminta maaf lagi dan berkata kalau saya tidak berkenan untuk take down video tersebut tidak apa-apa, tapi harus bersedia menjadi saksi dan tersangka di kepolisian. Saya jawab, saya siap menjadi saksi karena saya tidak berbohong. Saya lalu memberikan nomor pribadi saya ke pihak laboratorium. Tetapi, sampai hari ini, saya belum dihubungi lagi oleh pihak tersebut," tutur dia.

Dihubungi polisi

Jessica menginformasikan bahwa pihak kepolisian telah meminta keterangan darinya pada Sabtu sore.

"Sudah, kemarin saya memberikan kronologi ke Polresta. Polisi datang ke rumah saya sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka minta kronologi dan mengetik semuanya (kesaksian). Saya juga memberi bukti hasil swab dan bukti pembayaran ke mereka," ucap Jessica.

Sempat dibantu dr Tirta

Diakui Jessica, sejak videonya viral dan kini dalam penyelidikan kepolisian, dia mendapat bantuan dari dr Tirta.

"Dokter Tirta yang membantu saya untuk kasus ini. Dia mem-back up saya. Selama ini, saya berhubungan dengan dr Tirta (untuk membahas kasusnya)," kata Jessica.

Oleh karena itu, Jessica menyatakan siap mengikuti prosedur dari pihak kepolisian guna menuntaskan kasus tersebut.

"Iya, saya ikuti saja semua prosedurnya (termasuk menjadi saksi)," tuturnya.

Penjelasan Farmalab

Direktur Utama PT Farmalab Indoutama (FLIU) Arie Genipa mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di layanan Farmalab drive thru Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Menurut dia, peristiwa itu terjadi karena kelalaian petugas.

“Dalam kejadian tersebut tidak ada motif kesengajaan, murni kelalaian dan keteledoran dari petugas, kejadian dimaksud pun baru pertama kali terjadi,” ujar Arie dalam siaran pers.

Arie mengatakan, Farmalab telah menindak petugas yang lalai sesuai aturan yang berlaku di perusahaan.

“Kepada pelanggan yang telah dirugikan tersebut, perusahaan secara resmi meminta maaf dan mengapresiasi tindakan dengan tujuan baik tersebut untuk lebih meningkatkan layanan Farmalab ke depannya,” ujar Arie.

Arie mengatakan, Farmalab akan lebih memperketat prosedur operasional standar di setiap layanan dengan memasukkan proses validasi digital dalam setiap kegiatan operasional untuk menghindari kejadian yang sama.

Penyelidikan polisi

Kasatreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Kompol Alexander Yurikho menyatakan sudah ada hasil pemeriksaan terkait kasus itu.

Namun, dia belum mau membeberkan hasil pemeriksaan tersebut.

“Sudah ada (hasil pemeriksaan), besok ya,” ujar Alexander melalui pesan singkat, Minggu.

Secara terpisah, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta Darmawali Handoko menyebutkan bahwa surat tes seharusnya dikeluarkan usai melakukan swab.

"Harusnya sesudah ada hasil (swab test), baru hasilnya (surat tes) bisa keluar," tutur Handoko melalui pesan singkat, Minggu.

Menanggapi adanya dugaan surat hasil tes muncul sebelum swab, Handoko mengaku bahwa pihaknya menyerahkan kasus tersebut kepada aparat kepolisian.

“Akan didalami oleh polres, apakah kesengajaan atau keteledoran dari petugas,” ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/01/10070071/fakta-kasus-hasil-tes-antigen-tanpa-swab-yang-viral-kelalaian-petugas

Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke