Pemilik usaha Raja Pisang Nugget, Anggita Prima (29) mengatakan, jumlah pelanggannya mulai merosot sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada Maret 2020 lalu.
"Sebenarnya ini sudah mulai berkurangnya dari awal (masuk virus) Corona tuh pas PSBB, kita tutup 3 bulan pertama pandemi pas buka lagi makin lama pembeli makin kurang," kata Anggi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/2/2021).
Diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat Anggi kehilangan pelanggannya yang kebanyakan merupakan karwayan kantoran.
Biasanya Anggi bisa memproduksi 200-300 boks pisang dalam satu hari, namun selama pandemi boks pisang yang terjual tak sampai menyentuh angka 100.
Omzet pun menurun drastis. Anggita menyebutkan dalam sehari, pada masa jayanya, Raja Pisang Nugget bisa menghasilkan omzet Rp 5 juta. Kalau dihitung, satu bulan bisa berkisar Rp 100 juta.
Namun, pada masa pandemin, omzetnya turun hanya berkisar Rp 500.000-Rp 1,5 juta per hari, atau sekitar Rp 15 juta sebulan.
Melihat usahanya yang terus tergerus karena pandemi, Anggi melakukan berbagai upaya.
Dia pernah menurunkan harga jual dari pisang yang dia jual, dari semula Rp 28.000 per boks menjadi Rp 25.000 per boks untuk semua varian rasa.
Bahkan, ia juga memberikan berbagai promo hingga satu boks dijual dengan harga Rp 22.000 saja. Hal itu membuat pendapatannya terus menurun.
Selain kehilangan pelanggan, Anggi bercerita ia juga kesulitan mendapatkan stok pisang dari supplier.
"Kami mau enggak mau menurunkan harga jual sudah promo-promo, ternyata bukan cuma pembeli aja yang berkurang tetapi dari supplier pisang kita juga susah," ucapnya.
Lagi-lagi, penyebab langkanya pisang yang jadi bahan baku Raja Pisang Nuget ialah pandemi Covid-19
Penjual pisang yang menjadi supplier Anggi tak lagi menyediakan stok pisang sebanyak biasanya karena pasar mulai sepi.
Raja Pisang Nuget sudah berdiri sejak Desember 2015, awalnya Anggi memulai usaha ini dengan membuka outlet di foodcourt kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Kemudian berpindah ke kediaman Anggi di Jalan Rawajati Timur, Pancoran, Jakarta Selatan. Di sanalah Anggi memproduksi dan menjual pisang nuget miliknya secara langsung maupun pemesanan online.
Anggi terpaksa menutup usahanya karena sudah tidak sanggup lagi menutupi kerugian yang dia alami.
Ia beberapa kali menyuntikkan dana pribadi ke usahanya agar bisa bertahan.
Namun dengan berat hati Anggi harus menutup Raja Pisang Nugget dan merelakan 4 dari 8 karyawannya yang masih tersisa.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/02/17231771/sempat-populer-jadi-jajanan-kekinian-raja-pisang-nugget-umumkan-tutup
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan