Salin Artikel

Polisi Gadungan Tipu Orang Rp 1,7 Miliar dan Perdayai Wanita untuk Dinikahi

Ada korban yang tertipu hingga Rp 1,7 miliar. HH juga memperdayai seorang perempuan untuk dinikahinya dengan "menjual" statusnya sebagai polisi.

Penipuan HH terbongkar setelah polisi melakukan penyelidikan karena dia mengaku sebagai Kapolres Tangerang Kota, Banten. Kedoknya dibongkar oleh kerabat istri mudanya yang tidak percaya dengan klaim HH yang kini jadi tersangka.

Kerabat dari istri muda tersangka punya anak yang bertugas di Polres Metro Depok. Kerabat istri mudanya bersama anaknya yang polisi kemudian mendatangi kediaman tersangka di Beji, Depok, Jawa Barat.

Anggota Polres Metro Kota Depok curiga dengan tanda-tanda dan atribut milik HH saat menemuinya di rumahnya.

Berdasarkan keterangan kerabat istri tersangka kepada polisi, HH mengaku sebagai Kapolres Tangerang Kota.

“Namun ketika ditanya oleh anggota Polres Depok, (dia) mengaku dari intel Mabes Polri. Diceklah oleh anggota kepolisian ternyata tidak benar dan diamankan di Polres Metro Depok,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan, Azis Andriansyah, Selasa.

Tipu orang hingga Rp 1,7 miliar

HH diperiksa di Polres Metro Kota Depok setelah ditangkap di Beji, Kota Depok. Dia kemudian diketahui telah melakukan penipuan kepada korban berinisial IS.

HH mengumbar janji bahwa dia bisa memasukkan anak korban menjadi polisi.

“Terungkap di handphone-nya ternyata ada beberapa kasus salah satunya tindak pidana penipuan di mana terjadi bujuk rayu atau keadaan palsu, atau tipu muslihat kepada seseorang korban dengan mengiming-imingi anak korban dengan menjanjikan anak korban bisa diterima jadi anggota PNS Polri,” ujar Azis.

HH berulang kali meminta uang kepada korban dengan dalih untuk memuluskan jalan bagi anak korban masuk kepolisian. Menurut polisi, total IS tertipu Rp 1,7 miliar.

“Dengan status sarjana (anak korban) bukan hanya jadi seorang PNS Polri, tapi bisa jadi seorang anggota Polri lewat jalur S.IP, S.S. atau jalur sarjana,” tambah Azis.

Kepada korban, HH juga meminta uang untuk biaya pelantikannya sebagai Kapolres Tangerang Kota.

“Kerugian terakhir saat tersangka mengaku akan segera dilantik (sebagai) Kapolres Tangerang Kota. Dia minta Rp 300 juta. Korban hanya sanggup 200 sekian juta. Total kerugian Rp 1,7 miliar,” ujar Azis.

Menurut Azis, HH mulai beraksi sejak Juni 2020.

Mengaku wartawan

Selain mengaku sebagai polisi, HH juga mengaku sebagai wartawan.

“HH tidak punya pekerjaan tetap tapi dia mengaku sebagai freelance (di) media, (sebagai) jurnalis,” ujar Azis.

Dalam pemeriksaan awal di Polres Metro Depok, HH mengaku sebagai wartawan. Ia mengaku bekerja di sebuah tabloid mingguan. Ia kemudian menunjukkan kartu wartawan kepada polisi. Namun, anggota Polres Metro Depok tak percaya dengan pengakuannya.

Saat ditanya Azis di depan awak media, HH membeberkan penggunaan uang hasil penipuannya.

“Uangnya pertama buat biaya pernikahan saya,” kata HH, Selasa siang.

HH menikahi seorang perempuan Juni 2020. HH mengaku kepada korban yang dinikahi sebagai anggota polisi.

HH juga mengaku telah menggunakan uang hasil penipuannya untuk membiayai ibunya yang sedang sakit.

“Yang lainnya untuk beli kebun,” ujar HH.

Menurut Azis, polisi masih mendalami keterangan tersangka. Dia kini dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/03/11583141/polisi-gadungan-tipu-orang-rp-17-miliar-dan-perdayai-wanita-untuk

Terkini Lainnya

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke