Salin Artikel

GeNose Mulai Digunakan di Stasiun, Warga: Murah Sih, tapi Efektif?

Keputusan ini menimbulkan reaksi dari masyarakat, terutama bagi mereka yang kerap bepergian ke luar kota.

Salah satunya adalah Fina Mukarromah. Wanita yang tinggal di Setiabudi, Jakarta Selatan ini kerap melakukan perjalanan via kereta api.

Dia setuju apabila GeNose diterapkan sebagai alat screening di stasiun. Sebab, menurut dia, harga tes yang ditawarkan lebih murah dibanding dengan tes screening Covid-19 yang lain.

Akan tetapi, Fina berharap jika alat ini tidak menggantikan syarat untuk melampirkan hasil rapid test antigen.

"Di masa pandemi sudah jadi konsekuensi juga. Kalau mau melakukan perjalanan yang aman kan harus terima dengan kerepotan yang harus dijalani," kata Fina kepada Kompas.com, Rabu (3/1/2021).

Sementara Lanny Fransisca berpendapat GeNose lebih terjangkau bagi para pekerja yang kerap bepergian ke luar kota.

Namun dia belum bisa percaya dengan tingkat keefektifan alat ini. Karenanya, untuk sementara Lanny tetap setuju jika PT KAI tetap memberlakukan persyaratan untuk melampirkan hasil rapid test antigen seperti sedia kala.

"Murah, ya memang terjangkau dibandingkan antigen. Cuma saat ini belum bisa percaya sama keefektifannya," tutur Lanny.

Perlu riset pihak ketiga

Sedangkan Nanda, warga Kemandoran, Jakarta Selatan setuju dengan langkah Pemerintah untuk menerapkan GeNose di stasiun. Sebab menurutnya, harga tes dengan alat ini jauh lebih murah.

Bahkan menurut Nanda, GeNose bisa dijadikan pilihan tes serta meningkatkan pelacakan bagi para penumpang kereta jarak jauh.

"Setuju aja sih. Untuk meningkatkan tracing GeNose bisa jadi pilihan. Toh secara harga lebih murah dibanding swab antigen atau PCR," kata Nanda.

Kendati setuju dengan rencana ini, namun Nanda mengaku ragu dengan akurasi GeNose. Menurutnya, masih diperlukan pihak ketiga untuk lebih meyakinkan masyarakat bahwa alat tersebut efektif untuk screening awal.

"Kalau akurasinya masih ragu. Masih butuh riset pihak ketiga yang lebih meyakinkan," tutur Nanda.

Sebagai informasi, tarif yang dikenakan saat tahap uji coba sebesar Rp 20.000. Tarif tersebut lebih murah dibanding dengan tarif rapid tes antigen di stasiun yang harganya mencapai Rp 105.000.

Menurut Joni, alat ini bisa digunakan sebagai alternatif pemeriksaan Covid--19. Dengan hadirnya alat ini, maka layanan rapid antigen di stasiun bukan berarti ditiadakan. Layanan rapid test antigen di stasiun masih tersedia di 46 stasiun di Pulau Jawa dan Sumatera.

Dia berharap, kehadiran layanan ini semakin memperkuat deteksi dini penularan Covid-19.

"Sehingga lebih mempercepat pencegahan penularan Covid-19 dan menjadikan moda transportasi kereta api yang makin nyaman, aman, dan sehat," ucap Joni.

Sebagai informasi, GeNose C19 merupakan alat screening Covid-19 yang dibuat oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Adapun cara kerjanya adalah dengan meniru hidung manusia dengan memanfaatkan sistem penginderaan (larik sensor gas) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk membedakan pola senyawa yang dideteksi.

Alat ini diklaim dapat melakukan screening melalui embusan napas seseorang untuk mendeteksi keberadaan virus Covid-19.

Perangkat GeNose yang dikombinasikan dengan software AI terlatih untuk membedakan sampel napas orang yang diduga terinfeksi Covid-19 atau negatif Covid-19.

GeNose saat ini telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Nomor Kemenkes RI AKD 20401022883. Alat tersebut juga telah ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 5 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 11 Tahun 2021.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/03/21154221/genose-mulai-digunakan-di-stasiun-warga-murah-sih-tapi-efektif

Terkini Lainnya

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke