Djonny bahkan mengatakan, apabila kondisi bioskop belum juga membaik, tak menutup kemungkinan bioskop di Indonesia akan tutup.
"Pemerintah tolong diimbau, mana katanya mau kasih perhatian, stimulan apalah segala macam ke bioskop? Kasihan bioskop, Pak, ini lama-lama, bukan mendoakan yang jelek ya, kami bisa tutup total nanti," kata Djonny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/2/2021).
Adapun kondisi bioskop saat ini masih sepi pengunjung.
Bahkan, sineas Ernest Prakasa dalam unggahan di Twitter-nya mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan pegawai bioskop yang jemput bola berkeliling untuk menarik penonton di sebuah mal di Jakarta.
Oleh sebab itu, Djonny meminta pemerintah memberikan keringanan biaya listrik untuk bioskop.
Sebab, biaya listrik menjadi pengeluaran terbesar bagi bioskop.
"Bantu dong PLN, misalnya enggak apa-apa bioskop bayar dululah tarif 25 persen, listrik itu paling besar pengeluarannya, bioskop itu di satu lokasi Rp 150 juta per bulan," ucap Djonny.
Djonny menuturkan, bioskop hingga saat ini masih berupaya keras untuk bisa bertahan di tengah hantaman pandemi Covid-19, salah satunya jemput bola tersebut.
Namun, menurut Djonny, upaya itu tak akan bertakan lama apabila tak ada bantuan keringanan dari pemerintah.
"Jadi kalau dibilang jemput bola kayak gitu-gitu ya sudahlah, mau diapain lagilah, usaha teruslah, artinya kami enggak cengeng, kami ketemu eksis," tutur Djonny.
"Cuma kan ketahanan kami ini enggak bisa panjang, kalau tidak ada stimulan, bantuan keringanan tarif pajak, dan sebagainya," lanjutnya.
Bahkan, Djonny terpaksa untuk menutup beberapa bioskopnya di hari-hari tertentu demi mengurangi pengeluaran biaya listrik.
"Pengeluaran terbesar itu listrik PLN sehingga saya lakukan hari Senin, Selasa, Rabu, saya tutup bioskop, jadi dibuka lagi hari Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu untuk mengurangi pemakaian listrik," tambah Djonny.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/04/12154861/minta-keringanan-biaya-listrik-gpbsi-kasihan-bioskop-lama-lama-kami-bisa