Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Mustajab mengatakan, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya longsor.
Mustajab menyatakan, turap penyangga sudah berusia tua dan pengaruh cuaca.
"Saya melihat tadi bekas longsor mempunyai tanah yang basah. Artinya, lereng yang basah itu enggak boleh ada turap,” kata Mustajab dalam keterangan tertulis, Kamis malam.
Menurut dia, posisi lereng menimbulkan tanah basah. Selain itu, posisi lereng memiliki kemungkinan longsor yang sangat tinggi.
“Apalagi di atasnya dilalui kendaraan yang aktif dan itu dapat berpotensi pada pergerakan struktur,” ujar Mustajab.
Menurut dia, curah hujan menjadi pengaruh utama longsornya turap. Namun, Mustajab tak menampik bahwa struktur utama turap sudah tua atau lapuk.
“Jadi enggak kuat menahan beban," paparnya.
Mustajab mengatakan, petugas membersihkan sisa puing yang menutup aliran sungai secara manual. Ia menjelaskan kini material yang menghalangi aliran sudah dibongkar.
Camat Jagakarsa Alamsyah menjelaskan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Pihaknya meminta masyarakat sekitar untuk lebih berhati-hati.
"Sudah ditangani oleh SDA dan saya minta masyarakat untuk tidak ke lokasi agar petugas cepat membenahi longsor," ujar Alamsyah dalam keterangan tertulis.
Adapun turap yang longsor sepanjang 15 meter dengan tinggi enam meter.
Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan mengerahkan 24 petugas untuk mengangkat material longsoran turap.
Pengangkatan dilakukan agar saluran air tak terhambat oleh material longsor.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/05/05513321/turap-longsor-di-srengseng-sawah-disebabkan-penyangga-lapuk-dan-curah