Salin Artikel

Pandemi Tak Kunjung Usai, Pedagang Warteg: "Keuntungan Saya Rp 0, Malah Rugi"

Seperti salah satu pemilik warteg yang gulung tikar, yaitu Akhmad Khojin (52).

Akhmad mengatakan, dirinya menutup wartegnya yang berada di Jalan Aria Wangsakara, Karawaci itu sejak bulan Oktober 2020 lalu.

"Lingkungan warteg saya itu pabrik. Sedangkan, pabriknya karena Covid-19 mengurangi karyawan pabrik. Ada juga pabrik yang karyawannya seminggu libur dan seminggu libur," urai Akhmad ketika dikonfirmasi, Kamis (4/2/2021) sore.

Hal tersebut, kata Akhmad, membuat pendapatan dari usaha miliknya menurun sangat drastis.

Sebelum ada pandemi Covid-19, Akhmad mengaku bahwa dirinya mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp 10.000.000 tiap bulan.

"Tapi karena pandemi, keuntungan saya Rp 0 karena rugi biaya operasional," tuturnya.

"Selain itu, rugi tenaga juga. Karena tidak ada karyawan. Istilahnya, pendapatan per hari hanya untuk mutar belanjaan untuk hari esok," imbuh Akhmad.

Pria 52 tahun itu mengaku, rata-rata wartegnya hanya mendatangkan sekitar 25 pembeli saat pandemi menerpa. 

Padahal bila dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi, Akhmad mampu mendatangkan sekitar 100 pembeli.

Hal tersebut yang membuat Akhmad memutuskan untuk menghentikan operasional usaha wartegnya.

Di satu sisi, terdapat pula pemilik warteg yang tetap membuka usahanya di saat sepi pembeli, yaitu Nungki.

Pemilik usaha makanan di Jalan Satria Sudirman, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang itu mengaku bahwa pengunjungnya berkurang sebanyak 90 persen karena pandemi.

"Karena banyak yang work from home (WFH), pengunjung di warteg saya ini sangat sedikit sekali. Sehari itu bisa cuma satu atau dua orang," tutur Nungki melalui sambungan telepon, Kamis sore.

Perempuan 41 tahun itu berujar, dirinya harus meminimalisir pengeluaran agak tidak merugi terlalu banyak.

Contohnya, Nungki tidak lagi membuat jumlah menu makanan sebanyak sebelum pandemi

"Tapi kalau tetap sisa, ya saya buang. Ada juga beberapa makanan yang masih bisa saya simpan, dan saya sajikan lagi besoknya," papar dia.

Nungki mengungkapkan, ia juga terpaksa memecat dua karyawannya untuk meminimalisir pengeluaran. Sehingga, saat ini hanya ada satu karyawan di wartegnya.

"Saya berharap banget pemerintah bisa memerhatikan pemilik usaha seperti saya dan yang lainnya," harap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/05/05550011/pandemi-tak-kunjung-usai-pedagang-warteg--keuntungan-saya-rp-0-malah-rugi

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke