Salin Artikel

Tangkapan Kakap Tim Raimas Backbone, Pelanggaran SIM di Mata Reserse Polres Jaktim

Ambarita mengaku akhirnya menemukan kelompok yang selama ini dicari. Tangkapan kakap!

Kegirangan Ambarita terekam dalam video yang diunggah di akun YouTube Raimasbackbone Official.

Sabtu (13/2/2021) dini hari, tim Raimas melihat orang yang mencurigakan ketika melintas di Jalan Amalia, Penggilingan, Jakarta Timur.

Dalam video, tampak tiga orang di sekitar lokasi.

"Kalian kerja apa sih?" tanya Ambarita kepada mereka.

"Anggota Rumbo, ndan," jawab salah satunya.

Mendengar jawaban "Rumbo", Ambarita langsung mengetahui apa aktivitas mereka.

"Ooooh... kencingan gas, coy. Sini dulu kau, sudah lama kalian saya cari. Pegangin itu semua, pegangin. Penyelundupan ini," kata Ambarita kepada timnya.

"Dapat nih kita, kakap nih," tambah Ambarita kepada timnya.

Tiga orang di lokasi merupakan seorang sopir dan dua kenek. Di lokasi tampak sejumlah mobil pick up yang tertutup terpal.

Saat itu, Ambarita fokus kepada dua mobil pick up.

Satu mobil berisi tabung gas 3 kg alias gas melon. Satu mobil lagi berisi tabung gas 12 kg.

"Dia yang bilang anggota Rumbo," ucap Ambarita sambil membuka terpal penutup bak berisi penuh tabung gas melon.

Ambarita lalu membuka ingatan timnya ketika mereka menggerebek lokasi pengoplosan tabung gas.

"Ini sudah lama saya buru. Oke, dapat kita kakap," ucap Ambarita.

Ambarita kemudian menginterogasi ketiganya. Ia bertanya, di mana markas mereka.

Sang sopir menyebut "PIK".

"Ada oknum katanya yang jaga, aparat?" tanya Ambarita lagi.

"Ngga tau, pak," jawab sopir.

Ambarita kemudian bertanya dari mana mobil tersebut berasal. Sang sopir mengaku setiap pagi mengambil mobil di parkiran Resti, lalu mendistribusikan tabung gas tersebut.

Ia mengaku setiap hari diinfokan bosnya ke toko mana saja tabung gas 12 kg tersebut diantar. Sekali trip, ia mengaku dibayar Rp 100.000.

Ketika ditanya apakah ia tahu bahwa tabung gas 12 kg tersebut hasil oplosan dari tabung gas melon, sopir itu mengaku tidak tahu.

"Tahu atau pura-pura ngga tahu?" tanya Briptu Jepri.

"Kalau cerita-cerita, yah tahu," timpal sopir disambut tawa para polisi.

Saat itu, Ambarita berkali-kali bertanya apakah mereka tahu lokasi pengoplosan. Mereka selalu menjawab tidak tahu.

Sang sopir mengaku sempat bertanya-tanya dari mana tabung-tabung gas tersebut berasal. Ia hanya mendapat jawaban mobil berisi tabung gas itu berasal dari PIK.

"Lu tinggal antar aja susah banget, banyak cerita," ucap sopir menirukan ucapan bosnya.

Ambarita kemudian menjelaskan modus pengoplosan tabung gas berdasarkan kasus-kasus yang sudah diungkap Kepolisian sebelumnya.

Komplotan pelaku memindahkan gas dari tabung melon yang disubsidi pemerintah ke tabung gas 12 Kg.

Tabung gas 12 kg dijual ke masyarakat tanpa subsidi, sehingga harga per kilogramnya lebih mahal.

Selisih harga tersebut yang dimanfaatkan komplotan pengoplos untuk meraup untung.

Praktik tersebut merugikan masyarakat, terutama kelompok bawah yang berhak mendapatkan gas 3 kg.

Dalam video, Ambarita juga berkomunikasi dengan anggota timnya soal dugaan ada oknum yang membeking aktivitas tersebut.

"Ini katanya ada oknum, Jep, yang membekingi," kata Ambarita.

"Ini banyak yang benci sama kita kalau kaya gini," ucap Ambarita saat membongkar isi tas si sopir.

"Makin banyak yang benci," timpal anggota timnya.

Tim Raimas tidak langsung mengembangkan temuan tersebut lantaran bukan kewenangannya sebagai anggota satuan Sabhara.

Tiga orang tersebut berikut mobil berisi puluhan tabung gas kemudian diserahkan ke Reserse Polres Jaktim.

"Nanti pihak Reserse yang mengembangkan ke tempat pengoplosan. Nanti kalau kita kesana jadi ambigu," ucap Ambarita.

Dalam akun Instagram @raimasbackbone dijelaskan bahwa mobil pick up tersebut berisi 76 tabung gas 12 kg.

"Mengamankan 3 orang laki-laki, 1 sopir dan 2 kernet dari satu unit mobil pick up yang berisikan 76 tabung gas elpiji 12 kg, yang diduga adalah hasil oplosan dari tabung subsidi 3 kg, ke non subsidi 12 kg," tulis akun Instagram @raimasbackbone dalam unggahannya, Sabtu (13/2/2021).

Ketika dikonfirmasi ulang soal kasus tersebut, Ambarita tak berkomentar banyak.

"Untuk ada atau tidaknya unsur pidana, tanyakan ke bagian reserse," tutur Ambarita.

Tak temukan tindak pidana

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Jakarta Timur Kompol Indra Tarigan menyebut, pihaknya tidak menemukan tindak pidana terkait temuan tim Raimas tersebut.

"Kalau namanya oplosan itu, kan harus ada tempat (penampungan), ada alatnya, ada tabung yang dioplos. Ini yang tidak ditemukan," ucap Indra saat dihubungi, Senin.

"Kasusnya cuma sampai di Sabhara doang. Kan itu dibawa ke sini setelah patroli ceritanya. Saya belum tahu juga," tambah Indra.

Indra mengatakan, pelanggaran yang ditemukan pihaknya hanya kelebihan muatan dan soal surat izin mengemudi (SIM).

"Ini melebihi muatan. Terus SIM-nya A, bukan yang umum. Jadi kalau mengangkut barang itu harus SIM A umum," ucap dia.

Indra mengaku bahwa tiga orang yang dibawa tim Raimas sudah dibebaskan lantaran tidak ditemukan tindak pidana.

"(Tiga orang) kemarin juga sudah dipulangin kok pas saya tanya. Kalau ada unsur pidananya akan kami proses," kata Indra.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/16/07100031/tangkapan-kakap-tim-raimas-backbone-pelanggaran-sim-di-mata-reserse

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke