Salin Artikel

Saat Tunanetra Pertaruhkan Nyawa karena Jalurnya Diserobot...

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalur khusus penyandang disabilitas yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di trotoar Ibu Kota kini seolah kehilangan maknanya.

Hal ini terjadi lantaran trotoar yang sudah dibangun sedemikian rupa itu tetap diserobot oleh pengguna jalan lainnya dan dijadikan lahan parkir.

Ridwan (40), tunanetra penjual kerupuk, mengaku sering menabrak mobil atau truk yang tengah parkir ketika ia menyusuri yellow line, atau jalur khusus dari paving blok berwarna kuning (guiding block) untuk penyandang disabilitas.

Menurutnya, banyak mobil yang parkir di sepanjang trotoar Jalan Panglima Polim Jakarta Selatan, ruas jalan yang sering ia lalui ketika berjualan.

Tak jarang, Ridwan sampai harus turun ke jalan raya untuk menghindari mobil yang parkir sembarangan di trotoar.

"Sudah enggak heran kalau trotoar selalu dipakai. Kadang-kadang kan saya ngalah ke jalan bawah. Bingung juga, kalau terlalu kanan nanti keserempet motor dan mobil. Takut ketabrak saya," kata Ridwan saat ditemui Kompas.com, Jumat (26/2/2021).

Ridwan sudah berkeliling Jakarta Selatan untuk berjualan kerupuk selama empat tahun terakhir. Ia mengaku pasrah menghadapi trotoar yang tak ramah disabilitas.

Namun, dari tutur katanya, Ridwan terlihat tak bisa memendam rasa kesalnya.

“Selama empat tahun keliling di Jakarta Selatan jadi tahu kondisi trotoar di Jakarta Selatan. Dari belum ada jalur kuning, sampai ada,” kata Ridwan dengan suara agak meninggi sambil mengentakkan kakinya di jalur kuning.

Ridwan kerap bertemu mobil, motor, dan gerobak yang parkir di trotoar. Ia pun berharap masyarakat sadar akan pentingnya jalur kuning di trotoar sehingga tidak menyerobot jalur tersebut.

“Pemerintah ngadain ini (jalur kuning) jangan sampai sia-sia. Jadi biar bisa dimanfaatin. Tolonglah orang-orang yang tahu, kasih tahu gunanya (jalur kuning) buat orang tunanetra," kata Ridwan.

"Saya di setiap jalan, terutama di Jakarta Selatan, engak ada kenyamanan, selalu dipenuhi parkir motor dan mobil,” imbuhnya.

Nyawa tunanetra dalam ancaman

Koalisi Pejalan Kaki menilai, perampasan hak trotoar untuk penyandang disabilitas telah membahayakan nyawa mereka.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mengaku sudah mengetahui cerita tentang tunanetra penjual kerupuk, Ridwan, yang harus turun ke jalan untuk menghindari kendaraan yang terparkir di trotoar.

"Kita sama saja sudah menyodorkan nyawa teman-teman disabilitas dengan kondisi begitu (trotoar yang diokupasi)," ujar Alfred, Minggu (28/2/2021).

Ia mempertanyakan, saiapa yang akan bertanggung jawab jika kecelakaan menimpa para penyandang disabilitas.

"Ketika mentok, menabrak, dan celaka, siapa yang bisa klaim asuransi? Asuransi apa (yang tersedia) ketika mereka celaka? Ketika infrastruktur bikin mereka celaka?," tutur Alfred.

Menurut dia, urusan aksesibilitas bagi pejalan kaki dan penyandang disabilitas adalah urusan yang mutlak dan tak bisa ditawar.

(Penulis : Wahyu Adityo Prodjo/ Editor : Nursita Sari)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/01/12050051/saat-tunanetra-pertaruhkan-nyawa-karena-jalurnya-diserobot

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke