Salin Artikel

RSPI Sulianti Saroso Sudah Bersiap Hadapi Covid-19 Sebelum Pengumuman Jokowi pada 2 Maret 2020

Namun jauh sebelum pengumuman Presiden Jokowi itu, Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Jakarta Utara sudah bersiap untuk menghadapi Covid-19.

Direktur Utama RSPI Sulitanti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan, RSPI Sulianti Saroso sejak berdiri memang didesain khusus untuk menangani kasus infeksi atau penyakit menular. Hal itu termasuk infeksi emerging, atau infeksi yang belum pernah ada sebelumnya mulai dari SARS, Flu Burung, dan MERS.

"Jadi kami memang sudah menyiapkan waktu itu. Sebelum kasus pertama diumumkan Presiden Jokowi pada 2 Maret, kami bahkan sudah merawat pasien yang statusnya masih suspek," kata Syahril saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Syahril mengatakan, sebelum pengumuman Presiden Jokowi itu, pihaknya sudah menyiapkan 11 tempat tidur khusus untuk isolasi pasien suspek Covid-19. Empat di antaranya adalah ruangan Intensive Care Unit (ICU).

Ketika ada dua pasien yang terdeteksi positif Covid-19, keduanya langsung dilarikan ke RSPI Sulianti Saroso.

"Waktu itu jadi geger juga ya, (masyarakat) panik. Tapi kami sudah siap," kata Syahril.

Pasien 01 dan 02 itu adalah ibu dan anak, warga Depok, Jawa Barat. Keduanya sempat memeriksakan diri di salah satu rumah sakit di Depok.

Namun begitu diketahui keduanya positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR), ibu dan anak itu langsung dilarikan ke RSPI Sulitanti Saroso.

Setelah itu, Presiden Jokowi baru mengumumkan ke publik bahwa virus corona SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 sudah masuk di Tanah Air.

Setelah menjalani perawatan selama dua pekan di RSPI Sulianti Saroso, pasien 01 dan 02 itu dinyatakan sembuh. Meski begitu, virus SARS-Cov-2 sudah terlanjur menyebar luas dan membuat banyak warga terjangkit Covid-19.

Syahril mengisahkan, pasien Covid-19 yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso terus bertambah sejak 12 Maret, sepuluh hari setelah pengumuman Jokowi. Akhirnya RSPI Sulianti Saroso saat itu mengumumkan hanya menerima pasien Covid-19.

"Nah sejak saat itu secara bertahap kami tambah tempat tidurnya untuk pasien Covid-19. Tempat tidur biasa kami konversi ke tempat isolasi maupun ICU," ujar Syahril.

Tak menyangka sampai setahun

Kini Syahril mengaku tak menyangka pandemi Covid-19 di Indonesia berlangsung sampai satu tahun lamanya. Apalagi jumlah orang yang terinfeksi kini menembus angka 1,3 juta, dengan 36.325 diantaranya meninggal dunia.

"Hampir semua orang tidak menyangka ya. Termasuk saya tidak menyangka jumlahnya dan tidak menyangka lamanya akan sampai seperti ini," kata Syahril.

"Sampai hari ini pun kami masih belum bisa memastikan kapan sih pandemi ini akan berakhir," tambah dia.

Meski begitu, Syahril memastikan RSPI Sulianti Saroso terus bekerja maksimal untuk merawat pasien Covid-19. Setelah setahun berlalu, tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang semula hanya berjumlah 11, kini sudah bertambah menjadi 102. Jumlah ICU juga bertambah dari 4 unit menjadi 24 unit.

"Kenaikannya hampir sepuluh kali lipat," kata dia.

Selama setahun, total RSPI Sulianti Saroso telah merawat inap 1554 pasien Covid-19. Sebanyak 28 pasien meninggal dunia karena kondisi yang sudah cukup parah. Tiga di antaranya adalah tenaga medis yang bekerja di RS tersebut.

Sementara saat ini, RSPI Sulianti Saroso masih merawat 78 pasien Covid-19 dari 102 tempat tidur yang tersedia. Sebagian pasien itu merupakan rujukan dari RS lain. Mereka mengalami gejala sedang, berat hingga kritis.

"Keterisiannya masih cukup tinggi, bed occupancy ratio mencapai 82 persen," ucap Syahril.

Syahril berharap vaksinasi Covid-19 yang sudah berjalan bisa membawa Indonesia keluar dari pandemi. Namun dia juga mengingatkan bahwa disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan tetap menjadi kunci utama memutus rantai penularan.

"Faktor yang paling mendukung adalah kesadaran masyarakat," katanya.

Sekilas tentang RSPI Sulianti Saroso

RSPI Sulianti Saroso diresmikan tanggal 21 April 1994 sebagai rumah sakit rujukan nasional dan pusat kajian penyakit infeksi di Indonesia. Nama rumah sakit diambil dari nama Prof. Dr. Julie Sulianti Saroso, MPH karena jasa besarnya terhadap dunia kesehatan di Indonesia.

Melansir laman resmi RSPI Sulianti Saroso, sejarah pendirian rumah sakit ini terbagi dalam tiga periode.

Pertama saat menjadi stasiun karantina di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. Kedua saat menjadi stasiun karantina dan berubah menjadi rumah sakit karantina di Tanjung Priok. Ketiga setelah RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso diresmikan.

Stasiun Karantina Pulau Onrust difungsikan tahun 1917 hingga tahun 1958. Fungsi utama stasiun adalah untuk menampung penderita cacar yang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kemudian, tahun 1930-an, Pulau Onrust juga menjadi Asrama Haji sebelum jemaah haji diberangkatkan ke Arab Saudi.

Para calon haji di Pulau Onrust ditempatkan di sana agar bisa beradaptasi dengan udara laut. Sebab, pada zaman dahulu, para jemaah haji menaiki kapal untuk menuju ke Arab Saudi.

Periode selanjutnya, RS tersebut berubah menjadi stasiun karantina dan RS Karantina Tanjung Priok. Layanan ini difungsikan tahun 1958 hingga 1994. Fungsi utamanya adalah menangani penderita penyakit menular dari penumpang kapal yang memerlukan karantina.

Fungsi stasiun karantina di Tangjung Priok saat itu berimbang dengan menangani penderita cacar pada tahun 1964 hingga tahun 1970 sebanyak 2.358 orang. Kemudian, sejak Indonesia dinyatakan bebas cacar pada tahun 1972, stasiun karantina berubah menjadi Rumah Sakit (RS) Karantina.

RS itu bertugas menyelenggarakan pelayanan, pengobatan, perawatan, karantina, dan isolasi penyakit menular tertentu.

Setelah itu, RS Karantina pun dipindahkan secara resmi ke wilayah Sunter tahun 1994 dan berumah nama menjadi RSPI Sulianti Saroso.

Saat itu, RS ini bertanggungjawab pada Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (P2M dan PLP).

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/02/16391801/rspi-sulianti-saroso-sudah-bersiap-hadapi-covid-19-sebelum-pengumuman

Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke