Salin Artikel

Fakta Sementara Aksi Serangan di Mabes Polri: Diduga Wanita, Dilumpuhkan di Akses Masuk Kapolri

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi teror kembali terjadi di mana satu terduga teroris ditembak mati setelah menebar teror di Mabes Polri, Jakarta Pusat, Rabu (31/3/2021) sore.

Kejadian penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIB.

Berikut sejumlah fakta sementara di balik aksi penembakan yang dilakukan terduga teroris.

Ditembak mati di dekat gedung utama

Dalam video amatir dan rekaman CCTV yang disiarkan Kompas TV memperlihatkan, terduga teroris tampak berjalan dari arah pintu masuk pejalan kaki atau pintu belakang Mabes Polri yang memang untuk umum.

Dia kemudian mendekati sisi gedung tepatnya pos penjaga, di dekat ruang kerja Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.

Terduga teroris itu kemudian melepaskan tembakan. Akibatnya, baku tembak pun terjadi.

Tak lama, terduga teroris berhasil dilumpuhkan pihak kepolisian dengan timah panas. Dia tewas di tempat.

Tujuh kali tembakan

Saksi mata bernama Ari (27) mengatakan, ia mendengar suara letusan senjata api berkali-kali.

Menurut Ari, tembakan tersebut terdengar berturut-turut.

“Awalnya yang pertama lebih kenceng. Setelahnya berturut-turut tembakannya,” ujar Ari saat ditemui, Rabu sore.

Ari, yang merupakan juru parkir di sekitar lokasi, tengah memindahkan mobil yang terparkir ketika mendengar suara tembakan.

“Setelah tembakan pertama, saya keluar dari mobil. Saya kira ada apa. Saya langsung ke tengah. Saya juga jaga jarak karena takut tembakan meleset,” lanjutnya.

Sementara itu, seorang sopir ojek online bernama Masron juga mendengar letusan senjata api itu.

“Suara tembakannya ada 6-7 kali. Saya kira ada senjata macet, dibuang. Tapi kok beruntun tembakannya. Yang pertama lebih kenceng. Yang kedua ketiga lebih pelan,” kata Masron.

Ada baku tembak, wartawan di Mabes Polri diminta keluar

Wartawan yang tengah berada di dalam Divisi Humas Mabes Polri lantas diminta keluar sesegera mungkin.

"Kami sempat ada di dalam, di gedung Divisi Humas Mabes Polri, tapi kemudian ada aparat kepolisian yang terus meminta kami keluar Mabes," ujar Okta, jurnalis Kompas TV, dalam siaran langsung Kompas TV.

Reporter Kompas.com, Wahyu Adityo Prodjo mengatakan, sejumlah polisi terlihat membawa sejumlah wartawan keluar dari area komplek Mabes Polri.

"Pengamanan ketat diberlakukan, kami juga tadi di pagar luar diminta menjauh. Polisi masih berkumpul, kendaran taktis dan Gegana sudah siaga ada di dalam," ucap Wahyu.

Diduga seorang wanita

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus itu termasuk identitas terduga teroris.

Akan tetapi, berdasarkan video amatir, rekaman CCTV, dan gambar yang beredar, terduga teroris diduga seorang wanita.

Dia tampak mengenakan kerudung berwarna biru dan baju panjang hingga ke kaki berwarna hitam.

Dari video dan gambar, terlihat terduga teroris membawa sebuah buku berwarna kuning dan tas.

Saat ia tewas di tempat, ada sepucuk pistol tergeletak di sisi kiri tubuhnya.

Pemeriksaan ketat wartawan hingga warga

Pasca penembakan, pengamanan di sekitar Mabes Polri di sepanjang Jalan Trunojoyo pun diperketat.

Aparat kepolisian menyisir lokasi tersebut, termasuk memeriksa para wartawan hingga masyarakat yang berada di sana.

"Polisi sedang melakukan sterilisasi di sekitar lokasi. Mereka cek-cek semua orang yang ada di sekitar Mabes Polri," ujar Wahyu.

Wahyu menjelaskan, polisi bahkan memeriksa identitas semua wartawan yang datang meliput.

Polisi juga berpesan agar wartawan bisa menjaga diri dan waspada supaya tidak ada penyusup yang masuk.

"Tidak hanya wartawan, orang-orang yang melintas tadi juga ada yang diberhentikan tapi kemudian diminta langsung menjauh dari lokasi," ucap Wahyu.

Jenazah diperiksa Gegana

Jenazah terduga teroris baru bisa didekati Gegana sekitar pukul 17.30 WIB.

Dalam tayangan Kompas TV, sejumlah aparat kepolisian kemudian mendekat setelah tim Gegana memastikan terduga teroris steril dari bahan peledak.

Jenazah kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan proses identifikasi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/31/19070681/fakta-sementara-aksi-serangan-di-mabes-polri-diduga-wanita-dilumpuhkan-di

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke