Salin Artikel

Anak Buah John Kei Mengaku ke Duri Kosambi karena Tersasar Saat Tagih Utang ke Rumah Nus Kei

Agenda pertama sidang adalah pemeriksaan saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU), yakni Henra Yanto Bony Hasferus dan Semuel Rahanbinan. Ketiganya juga berstatus terdakwa.

Mereka bersaksi atas terdakwa lainnya, yakni John Kei, Deniel Far-Far, Bukonkoko, Yeremias, Franklyn Resmol.

Henra Yanto kedapatan giliran pertama diperiksa sebagai saksi di persidangan.

Dalam persidangan, Henra menerangkan awal mula peristiwa di Duri Kosambi yang menewaskan Yustus Corwing alias Erwin, salah seorang anak buah Nus Kei.

Henra mengaku, awalnya hendak menagih utang kepada Nus Kei karena diperintahkan Deniel Far-Far.

Menurut Henra, Deniel mendapatkan instruksi dari John Kei.

"Kalau jumlah utangnya saya nggak tahu," kata Henra di ruang sidang.

Penagihan direncanakan dilakukan di kediaman Nus di Green Lake City, Tangerang.

Menurut Henra, penagihan dilakulan oleh sekitar 15 orang yang berangkat dengan empat mobil. Mereka berangkat dari Arcici, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Henra naik mobil Suzuki Ertiga berwarna silver. Boni Hasferus yang bertugas mengendarai mobil pada hari itu.

Selain Boni, yang berada satu mobil dengan Henra adalah Semuel Rahanbinan, Yeremias, Mario dan Bukon Koko.

Henra mengaku membawa golok ketika berangkat menagih utang Nus.

"(Bawa golok) untuk berjaga-jaga, jaga diri saya," kata Henra.

Meski berangkat beriringan, Henra mengaku mobil yang dikendarainya terpisah dari rombongan.

"Kita nyasar, tujuan sebenarnya ke Green Lake, nyasar di daerah Jakarta Pusat, Pasar Baru, terus kita sempat menanyakan alamat waktu nyasar," ungkap Henra.

Henra mengaku telah beberapa kali menanyakan arah untuk ke Green Lake, tetapi tetap tersasar.

Kemudian, mobil kembali berhenti di kawasan Duri Kosambi.

"Itu kita haus, Yeremias turun untuk beli rokok dan minum, sekalian tanya alamat," kata Henra.

Namun, Henra tetap berada di dalam mobil. Sekitar empat sampai lima menit setelah Yeremias turun dari mobil, Henra mengaku mendengar suara teriakan Yeremias.

" 'Pele, pele', artinya 'tahan beliau', 'tahan beliau'," kata Henra.

Mendengar teriakan Yeremias, Henra segera turun dari mobil.

Menurut Henra, yang dimaksud Yeremias adalah agar mereka yang ada di mobil ikut membantu menahan Mario yang hendak membacok seseorang yang ternyata adalah Yustus Corwing alias Erwin.

Henra mengaku awalnya tak tahu bawa korban adalah Erwin.

"Jadi saya keluar, kemudian lihat si Mario kejar (Erwin) sempat dia (Erwin) lari, dia jatuh, berdiri, lalu Mario bacok beberapa kali dan dia sempat lari," kata Henra.

Henra segera menyambangi tempat pembacokan. Menurut dia, warga telah banyak berkumpul di lokasi.

"Saya bacok sekali (Erwin) di punggung, lalu saya balik (ke mobil) karena warga banyak (berkerumun)," jelasnya.

"Di mobil itu Yeremias marah bilang kenapa tidak tahan Mario karena dia (korban) masih saudara," imbuhnya.

Usai kejadian, rombongan Henra tak jadi ke Green Lake. Mereka pergi ke PT. Adyawiksa yang berada di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dakwaan Jaksa

John Kei kini terjerat kasus perencanaan pembunuhan dan pengeroyokkan.

Menurut jaksa, perkara terbunuhnya Yustus bermula ketika Nus Kei tidak mengembalikan uang yang dia pinjam kepada John Kei pada 2013.

Saat itu, Nus Kei meminjam uang Rp 1 miliar dan berjanji akan mengembalikannya dua kali lipat atau menjadi Rp 2 miliar dalam jangka waktu enam bulan.

Namun, saat tenggat waktu pengembalian uang tiba, Nus Kei tidak mengembalikan uang tersebut.

Kelompok Nus Kei malah menghina John melalui sebuah video live Instagram.

Mengetahui hal tersebut, John Kei bertemu Angkatan Muda Kei (Amkei) untuk membahas video tersebut.

Jaksa juga mengungkapkan bahwa John Kei sempat memberikan uang operasional anak buahnya sebesar Rp 10 juta, satu hari sebelumnya terbunuhnya Yustus, yakni 20 Juni 2020.

"Dalam pertemuan itu, John Kei mengatakan, 'Besok berangkat tabrak dan hajar rumah Nus Kei,' dan arahan lain dari John Kei, yaitu 'Ambil Nus Kei dalam keadaan hidup atau mati. Jika ada yang menghalangi, sikat saja,'" kata jaksa membacakan dakwaan.

Keesokan harinya, 21 Juni 2020, anggota kelompok John Kei berkumpul di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, lalu berangkat ke daerah Duri Kosambi, Jakarta Barat; dan Green Lake, Tangerang.

Di Duri Kosambi, Yustus meninggal dunia setelah diserang oleh anak buah John Kei.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/04/16044611/anak-buah-john-kei-mengaku-ke-duri-kosambi-karena-tersasar-saat-tagih

Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke