Salin Artikel

Minta Anies Evaluasi Fungsi TGUPP, Ketua Komisi A: SKPD Terganggu

"Soal fungsi operasional yang kadang-kadang diduga (membuat) langkah SKPD terganggu," kata Mujiyono saat dihubungi melalui telepon, Selasa (12/5/2021).

Politikus Partai Demokrat ini meminta agar Kepala SKPD berani melawan apabila TGUPP terlalu turut campur dalam operasional mereka.

TGUPP diketahui hanya berstatus tenaga ahli yang dikukuhkan melalui Pergub yang dibuat Anies. Sedangkan SKPD dilindungi undang-undang.

Bahkan Mujiyono menyebut SKPD berani melapor ke DPRD apabila memang sangat terganggu dengan keberadaan TGUPP yang dibentuk Anies.

"Harus berani (melawan), kalau enggak berani, kasih tau Dewan, biar Dewan yang lawan," kata Mujiyono.

Dia meminta, Anies untuk membenahi TGUPP apabila terlalu ikut campur dalam kebijakan yang dijalankan oleh SKPD.

"Benahi itu TGUPP jangan ikut-ikutan, kasih kebebasan SKPD," kata Mujiyono.

Komisi A, kata Mujiyono, juga beberapa kali meminta agar TGUPP dievaluasi karena fungsi operasional yang dimiliki dinilai terlalu jauh.

"Ada fungsi operasional itu harus dipangkas dulu, saya beberapa kali tahun anggaran minta dievaluasi soal peran TGUPP," kata dia.

Dia tidak mengelak bisa jadi kewenangan yang ada dalam TGUPP membuat banyak PNS di DKI Jakarta malas untuk naik jabatan eselon II.

Namun untuk membuktikan hal tersebut, Mujiyono mengatakan harus mengecek terlebih dahulu apakah benar TGUPP menjadi alasan ratusan PNS DKI Jakarta ogah naik jabatan.

"Entar abis Lebaran (akan dibahas keterlibatan TGUPP)," ucap Mujiyono.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumpulkan PNS di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang tidak ikut dalam seleksi terbuka jabatan Eselon II.

Anies kemudian marah karena menilai anak buahnya tidak melakukan instruksi yang dibuat mengenai seleksi jabatan eselon II.

"Malu sesungguhnya kita. Saya ingin sampaikan di sini kita malu sesungguhnya. Malu kenapa ada instruksi tidak dilaksanakan," ucap Anies.

Anies mengatakan, dia mengumpulkan 239 pejabat non administrator yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi 17 jabatan eselon II.

Namun dari 239 pejabat non administrator tersebut, tidak ada satupun yang mendaftar seleksi terbuka tersebut.

Anies meminta 239 pejabat ini bertanggungjawab melaksanakan instruksi dan tidak diam saja saat instruksi diturunkan.

"Tapi bukan diam, berharap tidak menjadi masalah, ini yang dikumpulkan di sini adalah yang bermasalah," tutur Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/12/13223791/minta-anies-evaluasi-fungsi-tgupp-ketua-komisi-a-skpd-terganggu

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke