Salin Artikel

Larangan Ziarah Kubur Bikin Omzet Penjual Bunga Merosot padahal Sudah Terlanjur Utang

Air mata Nurhayati perlahan menetes. Sesekali ia membetulkan kacamatanya saat mengusap air mata.

Di masa senjanya, Nurhayati masih berjibaku mencari nafkah dengan berjualan bunga.

“Baru kali ini saya sedih bukan main, padahal sudah keluarin modal Rp 5 juta. Tapi hari ini sampai sore cuma dapat Rp 70.000,” ujar Nurhayati saat ditemui di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Rabu (12/5/2021) sore.

Nurhayati sudah berjualan bunga di TPU Karet Bivak sejak tahun 1975. Ia sudah tahu pahit manisnya mencari nafkah di TPU Karet Bivak.

“Modal itu memang buat persiapan lebaran. Pasar Rawa Belong beli bunganya,” tambah Nurhayati.

Dia datang ke TPU Karet Bivak bersama anaknya, Sri (41).

Saat tiba di TPU Karet Bivak pukul 06.00 WIB pagi tadi, pintu pemakaman telah ditutup petugas keamanan. Mereka diberi tahu secara lisan ada larangan berziarah di TPU Karet Bivak.

“Tidak ada, tidak dikasih surat. Cuma ada omongan secara lisan katanya dari tanggal 12 sampe 16 Mei TPU Karet Bivak ditutup,” ujar Nurhayati.

Ia biasanya meraih omzet sekitar Rp 700.000-Rp 800.000 di hari biasa dari penjualan bunga. Namun, jelang Lebaran biasanya omzet akan meningkat drastis.

“Ini (Lebaran tahun 2021) pastinya merugi, enggak ada modal lagi. Demi Allah saya, enggak bohong. Saya pinjam modal, mimpinya bisa balik modal dapat lebihan buat makan sebulan,” kata Nurhayati.

Berharap ada kelonggaran

Sri berharap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bisa memberikan kelonggaran untuk masyarakat berziarah. Izin berziarah tentunya diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Kalau saya sih kalau misalnya Pak Anies bisa dengar, saya cuma minta saja agar pintu gerbang bisa dibuka gitu,” kata Sri.

Dengan pintu dibuka, masyarakat bisa memarkirkan kendaraan dan berjalan kaki ke makam. Ia juga meminta pemerintah membatasi jumlah peziarah.

Seharian ini toko bunga milik Sri dan ibunya sepi. Omset hanya Rp 70.000.

“Kalau tahun lalu meski sudah Covid-19 kan, masih bisa ziarah. Jadi ibaratnya dagangan saya terbeli. Kan tahun ini kan dibatasi,” tambah Sri.

Ia menyebutkan, bunga-bunga yang tak terjual akan layu. Bunga yang lalu akan dibuang.

Bukan hanya Sri dan ibunya yang terkena dampak larangan ziarah makam itu. Ade (30), pedagang bunga di TPU Karet Tengsin juga mengalami hal yang sama.

“Ngaruh turun banget, merosot banget pendapatan. Tadinya bisa dapet Rp 600.000, sekarang baru dapet Rp 60.000 dari pagi,” ujar Ade saat ditemui di TPU Karet Tengsin, Rabu  sore.

Ia menyebutkan, hari ini mulai berjualan pukul 07.00 WIB. Namun, pengunjung tak banyak yang datang.

“Tadi ada yang beli kembang sama air mawar itu buat ziarah kubur di Bekasi. Saya jualan aja daripada di rumah enggak ada pemasukan,” tambah Ade.

Ade menyebutkan, biasanya dia berjualan bunga setiap hari baik sebelum dan sesudah Lebaran. Ia mengaku masih mempertimbakan akan berjualan pada hari Lebaran besok atau tidak.

“Kalau sekarang masih lihat- lihat dulu situasi. Masih apa enggak kalau ziarah,” tambah Ade

Larangan berziarah

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang warga Ibu Kota melaksanakan ziarah kubur pada Hari Raya Idulfitri 1442 H atau Lebaran 2021.

Larangan tersebut berlaku selama 5 hari, mulai Rabu ini sampai dengan hari Minggu mendatang.

Anies menegaskan, aturan itu juga berlaku di wilayah penyangga di sekitar wilayah DKI Jakarta.

Guna memaksimalkan aturan tersebut, semua TPU akan ditutup selama periode tersebut.

Tujuan kebijakan itu adalah mencegah kerumunan yang mungkin terjadi di TPU.

"Seluruh pemakaman di Jabodetabek akan ditutup dari pengunjung untuk ziarah," ucapnya.

Kendati demikian, Anies masih mengizinkan aktivitas pemakaman seperti biasa. Penutupan TPU hanya berlaku untuk para peziarah.

"Untuk pemakaman sendiri berjalan di tempat-tempat pemakaman itu, nanti diatur oleh dinas pemakaman," kata Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/12/22074401/larangan-ziarah-kubur-bikin-omzet-penjual-bunga-merosot-padahal-sudah

Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke