Salin Artikel

Sempat Ditutup, Gerai Jakcloth di Tangerang Diizinkan Beroperasi Kembali dengan Pengawasan Ketat

Camat Karawaci Wawan Fauzi menjelaskan, pihaknya menutup gerai fesyen tersebut karena menimbulkan kerumunan massa saat menggelar diskon belanja besar-besaran.

"Saya langsung turun dengan Pak Lurah dan Tramtib. Intinya kita tutup sementara ya. Kami berikan teguran secara lisan manajemen tokonya," kata Wawan, seperti dilansir dari Tribun Jakarta, Minggu (30/5/2021).

Menurut Wawan, program diskon besar-besaran yang digelar pihak manajemen menyebabkan pengunjung membludak.

Alhasil, jumlah pembeli yang berada di lokasi melebihi kapasitas dan kerumunan tak terhindarkan.

Pihak kecamatan pun memutuskan untuk membubarkan dan menutup sementara gerai tersebut karena khawatir menyebabkan penularan Covid-19.

"Yang menjadi catatan kita adalah kerumunan," kata Wawan.

"Maka kenapa akhirnya kami hentikan dulu sementara, untuk membubarkan kerumunan," sambungnya.

Wawan pun menegaskan bahwa penutupan gerai Jakcloth yang dilakukan hanya bersifat sementara.

Pihaknya sudah memberikan teguran lisan kepada pihak manajemen dan memperbolehkan kembali gerai tersebut beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Saya izinkan dia buka lagi dengan catatan prokesnya dijaga, pengunjung yang masuk juga dibatasi dan nanti juga akan diawasi dengan Babinsa," kata Wawan.

"Kalau masih terjadi pelanggaran ya dengan segala hormat ya kita segel," tutup Wawan.

Adapun diskon di Jakcloth yang berujung kerumunan itu diberikan pihak manajemen menjelang penutupan permanen seluruh cabang Jakcloth di Indonesia.

Sebanyak 18 Gerai Jakcloth yang tersebar di sejumlah wilayah terpaksa gulung tikar karena penjualan barang anjlok akibat imbas pandemi Covid-19.

"Jakcloth akan menutup semua store yang ada di beberapa kota. Penutupan ini karena terjadinya penurunan daya beli pada konsumen," jelas Ucok dalam keterangannya, Selasa (25/5/2021).

"Ditambah lagi berlanjutnya peraturan PPKM atau PSBB di puncak waktu sales Ramadhan tahun ini, sehingga sulit bagi kami mencapai Target," sambungnya.

Selain itu, pihak perusahaan semakin merugi karena kegiatan tahunan, seperti Jakcloth Lebaran tidak bisa digelar karena pembatasan kegiatan yang diterapkan.

Untuk itu, Ucok menyebut pihak manajemen mengobral barang yang ada di setiap gerai demi menghabiskan dagangannya.

Menurut Ucok, Jacklcloth ke depannya akan lebih fokus pada penjualan produk secara daring.

"Semua aset produk clothing di-sale 80 sampai 90 persen, mulai 28 Mei sampai 15 Juni 2021, disemua penutupan store Jakcloth, ada 18 toko. Harga barang yang di orbal mulai Rp 15.000," ungkap Ucok.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Bikin Kerumunan Saat Gelar Diskon Besar-besaran, Gerai Jakcloth di Tangerang Ditutup Petugas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/30/12464371/sempat-ditutup-gerai-jakcloth-di-tangerang-diizinkan-beroperasi-kembali

Terkini Lainnya

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke