Salin Artikel

Karangan Bunga dari Mitra GoSend Sameday Ditolak, Perwakilan Ungkap Alasannya...

Perwakilan Gosend Sameday se-Jabodetabek, Yulianto Wibowo mengatakan, pihak Gojek bersikukuh untuk menaruh karangan bunga di dalam kantor Gojek.

“Dengan alasannya kalau kantor Gojek di Kemang Timur dekat rumah pejabat nanti malah mengundang keributan segala macam. Itu yang pertama,” ujar Yulianto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/6/2021) sore.

Ia kemudian membantah alasan yang dikemukakan pihak Gojek. Yulianto menyebutkan, pengiriman karangan bunga merupakan bentuk aksi damai dari GoSend Sameday.

“Sekarang kan kita aksi damai, aksi damai yang jelas bahwasanya kita tak menyuruh setiap individu atau driver gosend untuk datang ke Kemang, setidaknya bunga kita sampai di Kemang dan dipajang di depan gitu loh. Menimbulkan keributannya dari mana,” ujar Yulianto.

Selain itu, pihak Gojek beralasan karangan bunga yang diletakkan di depan kantor bisa menimbulkan kemacetan. Ia pun membantah alasan tersebut.

“Kalau bisa menimbulkan kemacetan, abang boleh cek di kantor Gojek Kemang Timur itu ada lahan selokan saluran air yang ada kon blok yang bisa kita gunakan. Atau nanti kita senderin bungannya di tembok. Rencana awalnya sperti gitu. Masa iya kita kita timbulkan kemacetan? Emang kita naro di pinggir jalan raya? Kan enggak,” tambah Yulianto.

Pihak Gojek, lanjutnya, adanya karangan bunga akan bisa menimbulkan urusan dengan Satpol PP. Yulianto menyebutkan, pihak Satpol PP akan mengambil karangan bunga kiriman dari pihaknya.

“Kok diambil Satpol PP? Ini kan karangan bunga berita duka cita gitu loh. Kecuali kita gelar spanduk, kita gelar banner yang bikin kumuh, atau memang yang harus punya izin atau bayar pajak dan segala hal,” tambah Yulianto.

“Sedangkan Ini kan murni karangan murni buka cita gitu. Kenapa kita taruh bunga pagi, Satpol PP ambil siang. Kan ga masuk akal gitu,” kata Yulianto.


Kompas.com berusaha mengkonfirmasi kepada pihak Gojek terkait alasan penolakan peletakan karangan bunga dari mitra GoSend Sameday di depan kantor Gojek di Kemang Timur.

Vice President Corporate Communications Gojek Audrey Petriny belum membalas pesan Whatsapp dan mengangkat telepon dari Kompas.com.

Sebelumnya, mitra Mitra Gojek untuk layanan GoSend Same Day atau GoKilat mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk aksi protes terkait perubahan skema insentif.

Karangan bunga dikirimkan ke kantor Gojek di Jalan Kemang Timur, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Selasa (8/6/2021).

“Ada delapan karangan bunga yang dikirim ke kantor Gojek di Kemang,” kata Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/6/2021) sore.

Igun menyebutkan, karangan bunga dikirim sebagai pernyataan belasungkawa atas perubahan skema insentif bagi para driver GoSend layanan SameDay.

Adapun karangan bunga itu dikirim untuk dipajang di pinggir jalan tepatnya di depan Kantor Gojek di kawasan Kemang Timur.

“Karangan bunga itu uang kolektif dari teman-teman mitra sebagai bentuk solidaritas saja. Kan lagi ngetren kirim-kirim bunga. Kiriman bunganya dari teman-teman GoKilat di Jabodetabek,” ujar Igun.

Dari foto-foto yang diterima Kompas.com, terdapat berbagai kalimat yang tertulis di karangan bunga. Berikut kalimat di karangan bunga tersebut.

“Habis Anak Saya Sunat, Kok Insentif Saya Disunat Juga? #TanyaKenapa? #SaveInsentifGoKilat”

“Turut Berduka Cita GoSend: Selamat Atas Matinya Hati Nurani Anda Sebagai Perusahaan Karya Anak Bangsa, #SaveGoKilat”

“#PastiAdaJalan, (Buat Menyiksa Mitranya)”

“Make-Up Ku Luntur Asal Jangan Insentifku Yang Luntur, #LadyGoKilat #SaveInsentifGoKilat”

“Turut Berduka Cita Atas Matinya Kemitraan dan Bangkitnya Perbudakan”

“Nurani Kalian Mati, Insentif Dikebiri Saat Pandemi, #SaveInsentifGoKilat”

“Hati Nurani Kalian Mati: Di Saat Pandemi Kesetiaan Kami Tidak Usah Kalian Uji #SaveInsentifGoKilat”

“Derita Anak Tiri: Diam Ditindas Namun Ketika Mitra GoKilat Bergerak Bisa Bikin Langsung ke Akhirat”

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/09/11271571/karangan-bunga-dari-mitra-gosend-sameday-ditolak-perwakilan-ungkap

Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke