Salin Artikel

Kisah Pengupas Bawang, Tangan Kerap Terluka hingga Kupas 25 Kg Bawang untuk Dapat Rp 75.000

Munawaroh merupakan satu dari ratusan pengupas bawang yang menggantungkan hidup di pasar induk sayur dan buah ini.

Setiap hari, tangannya dengan cekatan mengupas bawang satu per satu sejak pukul 07.00 hingga 18.30 WIB.

"Lumayan duitnya, daripada bengong di rumah," ujar Munawaroh sambil tetap mengupas bawang.

Perempuan asal Demak, Jawa Tengah, ini setiap harinya berjalan kaki sekitar 30 menit menuju pasar dari rumah petak yang disewanya di Gang Kramat bersama sang suami.

Ia sudah empat tahun menekuni pekerjaan sebagai pengupas bawang guna membantu suaminya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Di sini saya udah empat tahun, daripada di kampung bengong, kalau di sawah kan musiman, kalau enggak panen kan enggak dapat (uang)," ujar munawaroh.

Di hadapan Munawaroh, terlihat seorang perempuan yang juga sedang mengupas bawang. Ia adalah Yatimah (39).

Yatimah membungkus jari telunjuknya dengan balon untuk mencegah jarinya tersayat cutter.

Sambil mengupas bawang, ia sesekali melihat ponsel dan mengganti musik yang diputar dari ponselnya itu.

Yatimah tampak cekatan. Dengan kerjanya yang cekatan itu, dalam sehari ia bisa mengupas 25 kilogram bawang dan mengantongi uang Rp 75.000.

"Saya sehari paling 25 kg. Kalau yang telat rada kurang sedikit, bisa 17 kg, 15 kg," ujar Yatimah.

Yatimah tentu saja tak langsung cekatan ketika pertama kali bekerja mengupas bawang.

Yatimah bisa begitu lihai mengupas bawang karena sudah melakoni pekerjaan itu hampir satu dekade.

Ibu empat anak ini mengaku, tak jarang tangannya terluka akibat cutter yang ia gunakan sebagai pengupas bawang.

Hal itu pun terlihat dari goresan di telapak tangannya.

Rasa perih akibat tangan terluka dan mata yang tak kuat menahan efek dari bawang sudah biasa dirasakannya.

Ia harus menahan rasa perih itu untuk tetap bertahan hidup di Ibu Kota.

"Kalau luka udah biasa, wajarlah, kami pegangannya silet, ya itu mah udah lewatin aja, perih-perih kami jalani aja, namanya kami cari uang, udah biasa kalau kami kena silet," ungkap Yatimah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/11/09330041/kisah-pengupas-bawang-tangan-kerap-terluka-hingga-kupas-25-kg-bawang

Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke