JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini polisi mengamankan 49 orang pelaku pungutan liar (pungli) terhadap para sopir truk kontainer di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Penangkapan dilakukan usai Presiden Jokowi melapor kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo perihal kriminalitas yang kerap terjadi di kawasan pelabuhan komersial tersebut.
Jokowi sendiri menerima aduan dari sejumlah pengemudi truk kontainer ketika berkunjung ke lokasi.
"Kemarin kita ketahui ada kegiatan tatap muka Bapak Presiden dengan sopir truk kontainer di pelabuhan. Ada keluhan dari sopir kontainer tentang adanya pungli dilakukan oleh karyawan dan preman hingga menghambat perekonomian," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Jumat (11/6/2021).
Yusri mengatakan, sebagian besar tersangka merupakan pegawai depot PT Greating Fortune Container (GFC) dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta.
"Rata-rata mereka ini pegawai," ujar dia.
Sebanyak 49 tersebut akan dijerat dengan Pasal 368 (1) KUHP tentang pemerasan dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal sembilan tahun.
Curahan hati pengemudi
Salah satu pengemudi truk kontainer bernama Agung bercerita bahwa pada saat New Priok Container Terminal One (NPCT 1) dibangun beberapa waktu lalu, ia dan rekan-rekannya kerap menjadi korban begal.
Kala itu kondisi sekitar lokasi pembangunan sering macet. Tiba-tiba oknum tak dikenal melompat ke truk, menodong pengemudi dengan senjata tajam, lantas mengambil barang yang menempel di kendaraan seperti ban, aki, dan lainnya.
"Kadang juga handphone. Kalau dia berani masuk ke mobil, itu (pengemudi) ditodong kemudian diminta barang-barang kita, handphone, dompet, segala macam uang jalan habis," kata Agung.
Pengemudi lainnya yang ada di lokasi tidak berani menolong rekannya yang menjadi korban begal.
"Karena dia (pengemudi lain) takut kalau posisinya nanti dia membantu, preman-preman itu akan menyerang balik ke dirinya, maka dia lebih memilih tutup kaca. Itu memprihatinkan sekali," tutur Agung.
Agung menyebutkan, kejadian itu masih kerap terjadi di waktu-waktu kini.
Status media sosial yang viral
Sebelum ramai pemberitaan tentang pungli di pelabuhan Tanjung Priok, status dari seorang pengemudi truk yang melaporkan kejadian serupa sudah terlebih dahulu viral di bulan April lalu.
Status tersebut awalnya beredar di media sosial TikTok, kemudian disebarluaskan oleh beberapa orang di media sosial lain, seperti Twitter.
Akun Twitter @ferry_kdg misalnya, ikut mengunggah keluhan tentang pungli di Tanjung Priok agar bisa didengar oleh pemerintah, termasuk Presiden Jokowi.
Unggahan tersebut di-retweet oleh 4.500 orang dan disukai 8.800 lainnya.
"Andai saja statusku bisa dibaca oleh Pak Presiden. Saya tidak minta apa-apa, tidak minta uang, tidak minta mobil, tidak minta kekayaan ke Pak Presiden, cuma satu (permintaan saya). Tolong bubarkan depot G fortune, NPCT1, sama Dwipa, tolong Pak.
Saya mohon tolong dengan sangat hormat saya ke Pak Presiden. Sakit, Pak dimarahin istri terus pulang gak pernah bawa duit. Jalannya macet mulu ama itu bertiga. Gak G fortune ya Dwipa, gak Dwipa ya NPCT1.
Sakit Pak, setoran banyak, order banyak, tapi gak muter karena mandeg jalannya. Saya mohon tolong dengarkan keluhan driver-driver Tanjung Priok".
(Penulis : Muhammad Isa Bustomi, Djati Waluyo/ Editor : Nursita Sari, Egidius Patnistik)
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/11/14352161/curhat-sopir-truk-korban-pungli-tanjung-priok-dimarahin-istri-terus