Salin Artikel

Kasus Covid-19 Meningkat, Sekolah Tatap Muka atau Tetap Belajar di Rumah?

Keadaan ini disambut berbeda oleh para wali murid. Sebagian beranggapan keputusan ini yang terbaik, namun sebagian juga masih mengharapkan sekolah tatap muka tetap akan terlaksana.

Seperti halnya AM, wali murid kelas 2 SMP di Kramat Jati. Ia mengaku sangat khawatir karena anak-anak sulit dijaga untuk taati protokol kesehatan.

"Karena anak-anak enggak bisa dijaga biar selalu taat prokes. Yang sudah tua saja susah disuruh prokes pas kumpul-kumpul, apalagi anak-anak. Jadi bahaya membiarkan anak-anak kumpul-kumpul di kelas, " ungkap AM.

Hal serupa juga disepakati LY yang dengan tegas mengingingkan anaknya belajar di rumah.

"Maunya anak di rumah, karena khawatir banget. Enggak masalah biarpun sesekali kesulitan ajarin anak, " kata LY, warga Cempaka Putih.

Lebih lanjut, LY mengaku sudah terbiasa dengan mengajarkan anak di rumah. Ia bahkan sudah memiliki pola mengajar yang tepat untuk anaknya.

"Aku menurunkan standar cara belajar anak. Cukup berusaha jadi teman buat anak-anak aja sih. Kadang serius kadang santai. Selain itu, kalau di rumah anaknya juga lebih mandiri, belajar sendiri. Dia nanya kalau ada yang enggak dipaham saja, " lanjut dia.

Berbeda dengan keduanya, SF, wali murid kelas 2 SD di Cakung, mengaku meski merasa khawatir anak bersekolah tatap muka, tapi ia berharap sekolah bisa dilakukan dengan kombinasi luring dan daring.

"Karena anak-anak masih butuh interaksi dengan teman sebaya dan guru-gurunya. Kalau bisa kombinasi, mungkin seminggu 1-2 kali ke sekolah. Tapi tetap dengan protokol kesehatan ya," ujar SF.

Hal serupa juga disampaikan KW, wali murid kelas 3 SD di Jakarta Selatan. Ia mengaku khawatir, namun tetap setuju dengan sekolah tatap muka.


"Sepanjang pihak sekolah bisa menjamin anak-anak tetap melaksanakan protokol kesehatan selama di sekolah, saya tidak masalah dengan tatap muka. Mungkin bisa dengan diatur jadwalnya, seperti mekanisme ganjil genap sesuai nomor absen, " usul KW.

Selain itu, KW yakin anaknya bisa tetap terjaga kesehatannya dengan mengonsumsi makanan sehat dan vitamin.

"Kalaupun nanti positif, semoga efeknya tidak parah, sehingga bisa isolasi di rumah, " ucap KW.

Diketahui, uji coba sekolah tatap muka tahap kedua rencananya dilangsungkan pada 9-26 Juni 2021. Uhi coba ini dihentikan pada pekan kedua lantaran tingginya kasus Covid-19 di DKI Jakarta.

Dalam uji coba kali ini, sebanyak 226 sekolah dari berbagai jenjang pendidikan ikut berpartisipasi dalam uji coba kali ini.

Adapun teknis uji coba sekolah tatap muka ini ialah kapasitas siswa tidak lebih dari 50 persen kapasitas kelas.

Selain itu, lama waktu pembelajaran hanya dua kali seminggu dan dilakukan selama 3-4 jam perhari. Seluruh murid, orang tua, dan guru yang terlibat juga harus sudah divaksin dan dituntut tetap melakukan protokol kesehatan. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/18/09505591/kasus-covid-19-meningkat-sekolah-tatap-muka-atau-tetap-belajar-di-rumah

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke