Salin Artikel

Covid-19 di Depok Lampaui Puncak Gelombang Pertama, RS Nyaris Penuh dalam 2 Pekan Saja

Saat itu, Depok mencatat total 5.011 pasien sedang menjalani isolasi dan perawatan akibat terpapar Covid-19, terbanyak sejak pandemi melanda pada awal Maret 2020.

Rumah sakit-rumah sakit kolaps. Pasien harus mengantre di IGD. Butuh 10 bulan, yakni sejak Maret 2020 sampai Januari 2021, bagi Depok untuk tiba di titik yang amat gawat itu.

Setelahnya, temuan kasus Covid-19 melandai sehingga grafik jumlah pasien Covid-19 otomatis menurun.

Penurunan ini dapat dianggap pencapaian tersendiri karena 3,5 bulan setelahnya, Depok menorehkan jumlah pasien Covid-19 terendah sejak September 2020, yakni hanya 978 pasien pada 19 Mei 2021.

Namun, keadaan kini sudah berubah jauh. Perjuangan 3,5 bulan menurunkan kasus Covid-19 buyar sudah, karena dalam tempo hanya satu bulan, grafik itu melonjak lagi. Kali ini dengan kemiringan nyaris vertikal.

Kenaikan dimulai pada 26 Mei 2021, di mana jumlah pasien Covid-19 di Depok yang mulanya stagnan di kisaran 1.020-1.040 pasien sehari, menjadi 1.099 pasien.

Setelahnya, lonjakan menghebat.

Temuan kasus baru Covid-19 pada Juni 2021 per harinya kembali di atas 100 orang per hari. Angka itu lalu naik jadi 200, 300, 400, 500, hingga mencapai rekor baru pada Minggu (20/6/2021) dengan 653 kasus baru Covid-19 per hari.

Teranyar, Selasa (22/6/2021), Depok mencatat 639 kasus baru Covid-19.

Jumlah pasien Covid-19 di Depok pun terus mendaki hingga 5.189 orang per kemarin, lebih banyak ketimbang catatan 5.011 pasien pada 30 Januari 2021.

Dengan kata lain, berdasarkan jumlah kasus aktifnya, pandemi Covid-19 di Depok sekarang sudah melampaui puncak gelombang pertama.

Positivity rate tes PCR di Depok sudah nyaris mencapai 40 persen. Itu artinya, hampir setiap dua dari lima orang yang dites PCR di Depok terkonfirmasi positif Covid-19.

Pengendalian pandemi di sisi hulu gagal total. Akibatnya mudah ditebak: kasus-kasus Covid-19 datang bagai banjir bandang saat ini.

Di sisi hilir penanganan pandemi, jumlah pasien Covid-19 membanjiri rumah sakit-rumah sakit, tak terkecuali di Depok.

Kapasitas tempat isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit-rumah sakit di Depok menyusut dalam waktu yang sangat singkat.

Padahal, per 31 Mei 2021, keterisian tempat tidur isolasi maupun ICU bagi pasien Covid-19 di Depok masih di bawah 50 persen.

"BOR (bed occupancy rate, tingkat keterisian tempat tidur) di Kota Depok per hari ini, untuk ICU sudah mencapai 100 persen karena memang kebutuhannya sangat tinggi," ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana, Selasa.

"Untuk BOR isolasi sudah mencapai 88 persen," kata dia.

Karena mulai penuhnya ruangan-ruangan isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit, pasien terpaksa mengantre di IGD rumah sakit dan mesti menunggu beberapa waktu supaya dapat terlayani di ruang perawatan.

"Dua minggu ini benar-benar lonjakan kasus Covid-19. Peningkatannya sangat tiba-tiba. Mirip dengan Januari lalu tapi lebih parah," ujar Rizal, bukan nama sebenarnya, tenaga medis di salah satu rumah sakit di Depok kepada Kompas.com.

"Kami lumayan lengang selama empat bulan. Sekarang, di IGD ada 24 pasien stagnan, tidak bisa naik ke ruangan rawat inap atau ICU dan HCU karena penuh. Ada beberapa yang harus menunggu sambil duduk karena ranjang IGD pun penuh," jelasnya.

Rizal mengungkapkan, situasi pasien yang datang ke rumah sakit pun lebih buruk ketimbang pandemi gelombang pertama.

Per shift kerja tujuh jam, Rizal memperkirakan ada lima pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit tempatnya bekerja.

Kondisi kesehatan para pasien juga sudah jelek, dengan gejala klinis sedang hingga berat. Bahkan, lebih banyak pasien Covid-19 di bawah usia 60 tahun saat ini.

"Kami kekurangan tenaga. Ini pasien yang datang kebanyakan sudah ditolak RS-RS lain," ujarnya.

"Perawat yang masuk per shift tiga orang, tapi harus pegang sampai 30 pasien. Itu sama sekali tidak ideal," tambah Rizal.

Upaya pemerintah berkejaran dengan wabah

Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok berusaha sesegera mungkin menambah kapasitas rumah sakit.

"Dalam waktu dekat, ICU akan ditambah kurang-lebih 17 di RS Universitas Indonesia (UI). Demikian pula untuk tempat tidur isolasi. RSUI akan menambah kurang lebih 51 bed, RSUD 50 bed, RS Bunda lebih kurang 30 bed," ujar Dadang.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisasi sehingga saat ini antrean warga yang membutuhkan perawatan di IGD bisa segera terlayani di ruang perawatan."

Wali Kota Depok Mohammad Idris segera merevisi kebijakan PSBB, dengan meneken kebijakan baru yang lebih ketat pada Senin (21/6/2021) dengan harapan dapat memperlambat penularan Covid-19 di masyarakat.

Layanan makan di tempat di restoran-restoran sampai pedagang kaki lima ditiadakan. Hal ini penting guna mencegah penularan karena setiap pelanggan yang makan di lokasi tentu tak mengenakan masker bersama-sama.

Resepsi pernikahan juga dilarang diselenggarakan. Bioskop dan tempat hiburan juga ditutup.

Perkantoran wajib menerapkan 75 persen sistem bekerja dari rumah. Jam dan kapasitas operasional mal dan pasar swalayan serta tradisional dikurangi.

Sekolah tatap muka, yang awalnya digadang-gadang bakal dimulai semester depan, besar kemungkinan batal digelar.

"Kalau dalam posisi hari ini, praktis sekolah dilaksanakan daring. Ketika tanggal 5 Juli, apalagi tanggal 18 Juli, posisinya sama dengan hari ini, hari ini kami kebijakannya adalah sekolah secara daring," ujar Dadang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/23/05385771/covid-19-di-depok-lampaui-puncak-gelombang-pertama-rs-nyaris-penuh-dalam

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke