Salin Artikel

Wagub DKI Minta Pengusaha Krematorium Tak Patok Tarif Tinggi di Tengah Pandemi

Riza mengatakan, pada saat pandemi bukan waktunya untuk mencari untung besar, terutama sampai memberatkan keluarga yang sedang berduka.

"Adanya virus (pandemi Covid-19) yang merupakan musibah bagi kita semua, mohon semua jangan mencoba mencari keuntungan yang berlebihan di masa pandemi ini dengan matok tarif harga yang di luar kewajaran," kata Riza dalam rekaman suara, Senin (19/7/2021) malam.

Dia meminta pihak swasta atau yayasan mana pun yang memiliki usaha kremasi menyediakan jasa mereka dengan tarif normal.

Riza juga berharap pengusaha jasa kremasi bisa lebih memiliki niat untuk membantu masyarakat yang sedang sulit mencari tempat kremasi keluarga yang meninggal akibat Covid-19.

"Justru kita harapkan bisa membantu sesama kita yang sedang sulit. Bukan sebaliknya, mengambil keuntungan dengan mematok harga setinggi-tingginya," kata Riza.

Dugaan kartel kremasi mencuat setelah anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah mendapat dua laporan soal lonjakan tarif kremasi.

Laporan pertama didapat Ima dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dia menyebutkan, orangtua dari teman Ahok meninggal karena terpapar Covid-19 dan harus dikremasi.

"Kebetulan (laporan) yang saut saya dikirim sama Pak Ahok waktu itu, kebetulan teman beliau orangtuanya meninggal, tapi tidak ada tempat untuk kremasi untuk Covid-19 di Jakarta yang (dikelola) pemda, sedangkan di swasta tempatnya penuh dan harganya tinggi," kata Ima.

Kemudian, laporan kedua berasal dari warga Jakarta Barat. Tarif kremasi dikenakan hingga ratusan juta rupiah untuk biaya kremasi dan prosesi pemakaman.

"Cuma pemakaman sama kremasi saja sampai berapa ratus juta, mungkin karena permintaan banyak," ucap Ima.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/20/06384521/wagub-dki-minta-pengusaha-krematorium-tak-patok-tarif-tinggi-di-tengah

Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke