Akibatnya, para pengusaha bioskop terpaksa harus merumahkan sebagian pegawai atau memotong gaji mereka.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menyampaikan hal itu saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/7/2021).
"Kami manajemen kekeluargaan jadi saling pengertian. Apalagi di daerah, kami lakukan dari pertama kami bagi 50 persen," kata Djonny.
"Masih berat, kami gilir orangnya 50 persen, kelompok A masuk hari ini, besoknya kelompok B, kondisinya sih sakit semualah," sambungnya.
Djonny menyebutkan, banyak dari pegawai juga memutuskan untuk mengundurkan diri dan beralih ke profesi lain.
Sebab, pihak pengelola tidak bisa membayar mereka secara penuh.
Djonny menyebutkan, para pegawai mengerti kondisi yang sedang mereka hadapi dan mencari mata pencaharian lain untuk bertahan.
"Ada yang putus kerja tapi enggak besar, karena mereka juga enggak bisa nunggu kan, jadi cari pekerjaan lagi, itu tadi yang saya bilang kekeluargaan, mereka mengerti kondisinya bioskop tidak bisa dibuka, banyak yang mengundurkan diri karena harus bertahan," tutur Djonny.
GPBSI pun telah mengajukan beberapa permintaan kepada pemerintah untuk meringankan beban para pengusaha bioksop selama PPKM, seperti keringanan biaya pajak dan listrik.
Namun, kata Djohnny, hingga kini belum ada tanggapan apa pun dari pemerintah terkait hal itu.
"Makanya ya tetap kami berjuang tapi kalau pemerintah ada membantu paling tidak beban kami lebih ringan. Belum ada respons sama sekali," ujar Djohnny.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/26/17332621/bioskop-tutup-selama-ppkm-darurat-banyak-pegawai-mengundurkan-diri-demi