Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardhana menyatakan, penetapan tersangka dan penahanan mulai berlaku pada Kamis (5/8/2021).
"Ia sudah ditahan terhitung mulai hari ini, otomatis sudah tersangka juga," kata Wisnu saat dikonfirmasi, Kamis.
Wisnu mengaku pihaknya sudah memeriksa satpam tersebut, yang bersangkutan pun mengakui telah memukul mahasiswa bernama Zaelani (26).
"Ia (dia mengakui memukul), sesuai dengan kronologi," kata Wisnu.
Satpam tersebut dijerat Pasal 170 KUHP terkait tindak penganiayaan. Sementara untuk petugas satpam lain yang ada di lokasi kejadian, saat ini masih berstatus sebagai saksi.
Petugas atpam lainnya mengaku tidak ikut melakukan pemukulan sehingga tidak ikut menjadi tersangka.
"Mereka kita jadikan saksi sampai saat ini," kata Wisnu.
Kronologi versi korban dan GBK
Insiden pemukulan ini terjadi pada pada Jumat (30/7/2021). Saat itu Zaelani datang ke GBK untuk bertanya mengenai sertifikat vaksin dosis kedua yang belum diterimanya.
Namun, sesampainya di Pos V GBK, Zaelani dilarang masuk oleh satpam.
Satpam itu beralasan hanya peserta vaksinasi yang hari itu mendapat jadwal vaksin yang diperkenankan untuk masuk.
Akhirnya terjadi perdebatan antara Zaelani dan petugas satpam. Zaelani ngotot hendak menemui panitia vaksinasi karena ia telah mendapat arahan dari petugas call center 119. Namun, Satpam juga ngotot melarang Zaelani masuk.
"Di situ kita adu argumen. Akhirnya dua satpam itu memanggil temannya 5-6 orang. Chaos di situ, akhirnya kejadian pemukulan," kata Zaelani.
Zaelani tak ingat berapa orang satpam yang memukulinya karena situasi sudah kacau. Saat itu, ia hanya berupaya kabur. Namun, satpam-satpam itu mengejarnya hingga tertangkap. Zaelani pun langsung digiring ke pos satpam.
"Di sana saya kembali mendapat intimidasi, disuruh teken surat damai," ujar mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jakarta ini.
Karena dalam keadaan tertekan, Zaelani meneken surat damai itu.
Akibat insiden pengeroyokan itu, Zaelani mengalami luka-luka serta trauma.
Pihak pengelola GBK pun mengakui adanya insiden pemukulan oleh satpam terhadap Zaelani, namun enggan menyebut insiden itu sebagai pengeroyokan.
Kepala Divisi Humas GBK Dwi Putranto mengatakan, insiden pemukulan itu terjadi karena satpam berupaya membela diri. Ia menyebut, Zaelani berupaya menyerang satpam lebih dulu.
"Dia emosi si pengunjung ini. Mau coba lakukan perlawanan ke petugas kita. Secara reflek petugas kita membela diri, mukul. Yang tadinya mau dipukul jadi mukul duluan," kata Dwi.
Dwi membantah terjadi pengeroyokan karena menurut dia pemukulan hanya dilakukan sekali oleh satu orang satpam saja. Setelah pemukulan itu, tiga orang satpam membawa Zaelani ke posko untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
"Jadi bukan pengeroyokan. Di posko juga enggak diapa-apain lagi," kata Dwi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/05/11545941/satpam-gbk-yang-pukul-mahasiswa-di-sentra-vaksinasi-jadi-tersangka-dan