Salin Artikel

Ketua DPRD Kota Tangerang Ungkap Penyebab Anggaran Baju Melonjak hingga Rp 675 Juta

TANGERANG, KOMPAS.com - Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo mengungkapkan sejumlah alasan mengapa anggaran pengadaan bahan pakaian tahun 2021 meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2020.

Dilansir dari situs https://lpse.tangerangkota.go.id/, anggaran pengadaan bahan pakaian DPRD Kota Tangerang 2021 mencapai Rp 675 juta.

Dari situs yang sama, anggaran pengadaan bahan pakaian itu sebesar Rp 312,5 juta pada tahun 2020.

Kata Gatot, anggaran bahan tahun ini meningkat karena jumlah pakaian yang bakal diterima tiap anggota DPRD Kota Tangerang bertambah.

Pada tahun 2020, tiap anggota dewan menerima empat setel pakaian.

Namun, pada tahun ini, 50 anggota dewan seharusnya bakal menerima lima setel pakaian.

"Kenapa ini bisa bertambah ya? Itu (alasan) yang pertama. Kalau tahun sebelumnya itu cuma empat (setel), ternyata tahun ini usulannya ditambah, jadi lima," papar Gatot dalam rekaman suara, (10/8/2021).

"Yang ditambah itu yang PSL (pakaian sipil lengkap), PSL itu yang pakai jas," sambungnya.

Selain itu, spesifikasi dan kualitas bahan pakaian anggota dewan tahun ini pun berubah.

Harga bahan di pasaran, menurut Gatot, juga meningkat.

"Itu penjelasan mengapa terjadi kenaikan," kata dia.

Politikus PDI-P itu menambahkan, proses pelelangan pengadaan bahan tersebut terjadi sebanyak dua kali.

Namun, proses pelelangan pertama gagal.

Kemudian, diadakan proses pelelangan kedua dan terdapat empat penawar.

Hasil lelang kedua lantas ditemukan penyedia bahan pakaian anggota DPRD Kota Tangerang.

Gatot kemudian tidak menjelaskan proses pelelangan secara lebih rinci lagi dalam kesempatan tersebut.

Anggaran bahan pakaian dibatalkan

Usai menuai polemik terkait anggaran yang fantastis itu, DPRD Kota Tangerang memutuskan untuk membatalkan pengadaan bahan pakaian anggota dewan pada tahun 2021.

Gatot sebelumnya mengatakan, pembatalan pengadaan bahan pakaian tersebut berdasarkan hasil rapat pada Selasa ini.

"Berdasarkan rapat yang kami adakan, keputusan politis kami adalah membatalkan pengadaan tersebut," paparnya dalam rekaman suara, Selasa.

Dia menyebut, pembatalan itu bersifat secara keseluruhan. Berarti instansinya tak akan mengadakan penganggaran bahan pakaian pada tahun 2021.

"Dibatalkan setelah menerima berbagai usulan dari semua lapisan masyarakat," kata Gatot.

Anggaran bahan pakaian tuai kritik

Pengadaan bahan pakaian tersebut sebelumnya dikritik berbagai pihak lantaran dianggarkan di tengah pandemi Covid-19.

Publik juga menyoroti pemilihan merek bahan yang akan dibeli.

Pengadaan Bahan Pakaian Sekretariat DPRD Kota Tangerang Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Hadi Sudibjo sebelumnya berujar, salah satu merk bahan pakaian anggota Dewan itu adalah Louis Vuitton.

Pakaian yang menggunakan merk fesyen asal Prancis itu rencananya bakal dijadikan dua setel pakaian dinas harian (PDH) untuk setiap anggota DPRD Kota Tangerang.

Tiga merk lain, yakni Lanificio Di Calvino untuk pakaian sipil resmi (PSR), Theodoro untuk pakaian sipil harian (PSH), dan Thomas Crown untuk pakaian sipil lengkap (PSL).

Dia berujar, pemilihan empat merk tersebut berasal dari spesifikasi yang diserahkan oleh PPK ke Pokja ULP.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/10/17494281/ketua-dprd-kota-tangerang-ungkap-penyebab-anggaran-baju-melonjak-hingga

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke