Salin Artikel

Video Dugaan Pungli di Pasar Kramatjati Viral, Pengelola Pasang Imbauan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola parkir Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, akan memasang imbauan larangan pungutan liar (pungli). Langkah ini dilakukan setelah video dugaan pungli di pasar itu viral di media sosial.

Pemasangan imbauan akan dilakukan pihak ketiga yang ditunjuk sebagai pengelola parkir di Pasar Induk Kramatjati. Hal ini diungkapkan Koordinator UPL Perumda Pasar Jaya, Muhammad Fahri.

"Pihak pengelola sudah mengirim ke saya, foto-foto imbauan, seperti bahasanya 'kalau tidak ada bukti pembayaran, jangan dibayar' di spanduk maupun tempelannya," kata Fahri, Jumat (24/9/2021)

"Sudah ada effort yang harus dilakukan agar tidak terulang lagi kejadian hal seperti itu," imbuh Fahri.

Fahri menyatakan, sudah menjadi tanggung jawab pihak ketiga menjaga ketertiban dan semua hal yang berhubungan dengan parkir di Pasar Induk Kramatjati.

Oknum yang diduga melakukan pungli itu kini telah dipecat.

"Sudah dilakukan penindakan, dengan langsung diberi peringatan dan sudah dipecat," kata Fahri.

Sebuah video di media sosial menunjukkan adanya dugaan pungli yang disebut dilakukan petugas parkir di Pasar Induk Kramatjati. Video itu diunggah akun Instagram, @viraldki, Sabtu (18/9/2021).

Dinarasikan, seseorang pengunjung ingin keluar pasar menggunakan mobil. Namun, dia diminta membayar Rp 31.000 tanpa struk parkir.

Korban lalu menanyakan struk parkir kepada petugas parkir itu.

"Enggak ada, Om. Saya maaf," jawab petugas itu.

"Saya tahu orang PD semua. Ini biarin antre semua, satpamnya biar turun semua," kata korban.

"Saya salah, Om. Mohon maaf, Om," jawab petugas itu lagi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/24/18380821/video-dugaan-pungli-di-pasar-kramatjati-viral-pengelola-pasang-imbauan

Terkini Lainnya

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Megapolitan
ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

Megapolitan
Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Megapolitan
Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Megapolitan
Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Megapolitan
Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Megapolitan
Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke