Salin Artikel

Wali Kota Tangerang Harap Pemerintah Pusat Beri Akses Pemkot Kelola Aplikasi PeduliLindungi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah berharap agar Pemerintah Pusat dapat memberikan akses terhadap pendaftaran sebuah tempat di aplikasi PeduliLindungi.

Arief berujar, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tengah memetakan titik-titik keramaian yang ada di wilayah tersebut. Kemudian, hasil pemetaan itu bakal didaftarkan ke dalam aplikasi PeduliLindungi.

Sejumlah lokasi yang sedang dipetakan dan hendak didaftarkan ke dalam aplikasi PeduliLindungi adalah perkantoran, fasilitas olahraga, hingga pertokoan.

"Sekarang ini kita juga lakukan pemetaan di titik yang ramai untuk bisa didaftarkan di aplikasi PeduliLindungi," paparnya pada awak media, Selasa (28/9/2021).

Di satu sisi, meski telah melakukan pemetaan, Pemkot Tangerang belum memiliki akses untuk mendaftarkan titik tersebut ke dalam aplikasi PeduliLindungi.

Pasalnya, instansi yang dapat mendaftarkan titik keramaian di aplikasi PeduliLindungi hanya Pemerintah Pusat.

Oleh karena itu, dia berharap bahwa Pemerintah Pusat dapat memberikan akses kepada Pemkot Tangerang untuk mendaftarkan sendiri titik-titik tersebut.

"Kita berharap pendaftaran (tempat) di PeduliLindungi bisa diserahkan ke daerah untuk bisa memperbanyak titik," tutur politikus Demokrat tersebut.

Kata Arief, pemetaan titik-titik keramaian merupakan salah satu langkah yang dilakukan guna mencegah timbulnya gelombang ketiga Covid-19 di Kota Tangerang.

"Sarana Peduli Lindungi di wilayah kita dalam rangka mengendalikan dan mencegah timbulan gelombang ketiga Covid-19," ujar dia.

Selain pemetaan tersebut, pihaknya juga tengah menggelar skrining tes Covid-19 kepada siswa SMP yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Adapun skrining menggunakan tes PCR itu dilaksanakan pada Senin (27/9/2021).

"Sekarang kita sudah mempersiapkan skenario, makanya kemarin kita lakukan sampling (murid) kaitan tatap muka. Hasilnya belum keluar karena memang di-PCR," kata Arief.

Satgas Penanganan Covid-19 dan para epidemiolog sebelumnya mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada agar tak terjadi situasi ketika terjadi puncak gelombang dua Covid-19 pada Juli 2021.

Fasilitas layanan kesehatan pun bersiap menghadapi kemungkinan gelombang ketiga Covid-19.

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) melakukan koordinasi dengan seluruh rumah sakit di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Persi Lia Partakusuma mengatakan upaya persiapan perlu dilakukan karena rumah sakit di negara tetangga Indonesia mengalami kenaikan angka masuknya pasien ke RS.

Lia menyebutkan, negara tetangga yang mengalami kenaikan angka pasien Covid-19 di RS, yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Australia. 

"Yang harus berjaga terutama daerah-darah perbatasan dan ibu kota provinsi," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/28/19403891/wali-kota-tangerang-harap-pemerintah-pusat-beri-akses-pemkot-kelola

Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke