Salin Artikel

Sistem Pertiketan Transportasi Publik Akan Diganti Jadi Kartu dan Aplikasi JakLingko

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem pertiketan pada transportasi publik terintergasi di Jabodetabek akan digantikan dengan kartu dan aplikasi JakLingko. Program tersebut ditargetkan akan berlaku mulai 2022.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat dalam peresmian Integrasi Transporasi Jabodetabek, di Stasiun Tebet, Rabu (29/9/2021).

"Saat ini PT JakLingko telah menghasilkan kartu dan aplikasi JakLingko yang telah diuji cobakan secara terbatas pada Agustus 2021 di KRL, MRT Jakarta, Transjakarta dan LRT Jakarta," ujar Tuhiyat dalam sambutannya.

Dia mengatakan setidaknya terdapat tiga fase kegiatan yang harus dilewati untuk mencapai mimpi integrasi sistem pertiketan tersebut.

"Pencanangan kartu dan aplikasi JakLingko tersebut menandai selesainya fase pertama dari tiga fase kegiatan," kata dia.

Fase kedua, lanjut dia, yakni menyelesaikan Mobility-as-a-Service (MaaS), layanan mobilitas tunggal yang dapat diakses sesuai permintaan yang ditargetkan selesai pada Maret 2022.

Sedangkan fase terakhir, yaitu menyelesaikan Account-Based Ticketing yang ditargetkan selesai pada Agustus 2022.

"Fase terakhir JakLingko adalah account base ticketing selesai Agustus 2022. maka selesainya project ini konektivitas ticketing di Jakarta sempurna," ujar Tuhiyat

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut sistem integrasi tarif transportasi nantinya akan memberikan pelayanan yang lebih nyaman bagi pengguna transportasi umum.

"Sistem ini bukan saja lebih nyaman tapi berkeadilan karena nanti jika sudah tuntas proses interagrasinya sistem ini memungkinkan ada price differential. Kita akan bisa memberikan harga yang berbeda untuk penumpang yang berbeda," kata Anies di acara yang sama.

Menurut Anies, perbedaan tarif yang diberikan kepada pelanggan yang berbeda ini telah banyak diterapkan di negara-negara maju dan kota modern lainnya.

Perbedaan tarif ini dapat diberlakukan kepada penumpang golongan tertentu seperti orang-orang yang telah berjasa yakni veteran hingga pensiunan guru. Atau juga pada golongan penumpang seperti pelajar.

"Jadi public transport bukan sekedar mudah untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, tapi juga memberikan simbol penghargaan kita ini pada orang yang telah berjasa pada kota ini," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/29/19571801/sistem-pertiketan-transportasi-publik-akan-diganti-jadi-kartu-dan

Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke