Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PSI Jakarta Elva Farhi Qolbina mengatakan, terhadap korban nasi kotak yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, pihaknya juga tidak akan menghalangi apabila memang ingin melaporkan persoalannya ke pihak berwajib.
"Kami bertanggung jawab dan tidak lari sama sekali terkait persoalan ini," ujar Elva saat dihubungi di Jakarta Utara, Rabu (27/10/2021), seperti dikutip Antara.
Dalam peristiwa itu, sebanyak 35 warga Kampung Beting, Koja, mengalami mual dan muntah, diduga setelah mengonsumsi nasi kotak yang dibagikan PSI Jakarta Utara.
Sebanyak 23 orang sempat dirawat di Rumah Sakit Koja. Sebanyak 18 orang sudah dibolehkan pulang, sehingga tersisa lima orang lagi yang saat ini masih dirawat.
Wali Kota Jakarta Utara (Jakut) Ali Maulana Hakim mengatakan, pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini sebagian besar adalah anak-anak.
Hal itu diungkapkan Ali saat membesuk lima orang warga RW 06 Kelurahan Koja di RSUD Koja, Selasa (26/10).
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha meminta maaf terkait kasus keracunan massal, diduga karena program nasi kotak (rice box) yang dibagikan partainya.
Hal itu disampaikan saat Giring menjenguk korban keracunan yang masih dirawat di RSUD Koja pada Senin (25/10) malam.
Ia menambahkan, kader PSI DKI Jakarta 24 jam akan terus mendampingi sejumlah korban.
"Kami di sini untuk benar-benar (menunjukkan) ada rasa simpati dan tanggung jawab," kata Giring.
Selain meminta maaf, Pengurus Wilayah PSI DKI Jakarta juga akan memberikan santunan kepada para korban dan akan melakukan investigasi internal terhadap kader pengurus daerah PSI Jakarta Utara.
Sementara itu, ibu salah satu korban, Dina Minatta (37), melaporkan kejadian yang menimpa dua anaknya ke polisi.
Dina mengatakan, laporan itu dia layangkan ke Polres Metro Jakarta Utara, Senin (25/10/2021).
"Iya saya membuat laporan ke Polres Jakarta Utara. Yang keracunan itu anak saya dua, anak kedua sama anak ketiga, umur 5 tahun sama 4 tahun. Kemarin saya minta bantuan LBH, saya melapor hari Senin jam 12 siang," kata Dina kepada Kompas.com, Rabu (27/10/2021).
Dina mengatakan, kedua anaknya mengalami mual dan muntah setelah menyantap nasi kotak dari PSI pada Minggu (24/10/2021).
Setelah itu, Dina membawa kedua anaknya ke Rumah Sakit Koja karena mulai mengalami diare.
"Saya (warga yang) pertama kali datang ke IGD, karena anak saya sudah parah banget. Kondisinya buang air terus," ucap Dina.
Melihat kondisi kedua anaknya, Dina memutuskan untuk membuat laporan.
Terlebih lagi, menurut Dina, pihak PSI tidak datang menemuinya saat berkunjung ke rumah sakit untuk melihat warga yang keracunan.
"Anak saya sudah parah banget, terus mereka datang kok anak saya enggak ditengok, yang lain ditanya," ucap Dina.
"Kalau saya enggak lapor, nanti kalau anak saya meninggal, saya minta tanggung jawab siapa?" tambahnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/27/23245331/soal-warga-koja-keracunan-nasi-kotak-psi-kami-bertanggung-jawab-dan-tidak