Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut dua tempat tersebut paling potensial menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) wilayahnya.
"Ya kalau mal masih ditahan terus, THM masih ditahan, kapan kita punya PAD," ujar Rahmat saat ditemui di kawasan di Stadian Chandrabaga Bekasi, Jumat (05/11/2021).
Rahmat mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan lantaran pihaknya harus mendapatkan pendapatan yang sempat tertunda.
Ditambah lagi dengan kondisi Covid-19 di wilayahnya sudah bisa dikatakan landai.
"Jadi harus ada PAD, ini target kita dua bulan lagi loh (kejar target PAD)," ungkapnya.
Sebelunya, Pemkot Bekasi mengalami penurunan drastis PAD selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Rahmat mengatakan, sejak awal PPKM Darurat pada 3 Juli 2021, PAD tercatat hanya sekitar 20-30 persen dari target triwulan.
"PAD yang sebulan ini, sejak 3 Juli sampai dengan terakhir Juli, itu ya mungkin bisa 20 persen dari target triwulan, 20-30 persen," ujar Rahmat, Senin (2/8/2021).
Rahmat menjelaskan, berdasarkan data, PAD Kota Bekasi dalam sehari ditargetkan sebesar Rp 3,5 miliar yang bersumber dari pemasukan pajak, retribusi parkir, dan lainnya.
"PAD kita itu rata-rata per hari jangan sampai kurang dari Rp 3,5 miliar," ujar dia.
Ia menekankan, kehilangan banyak PAD akan sangat memberatkan pemerintah. PPKM Darurat menyebabkan geliat ekonomi di Kota Bekasi semakin lesu.
"Kalau lost 80 persen selama sehari, dua hari, tiga hari, nah makin lama kan (berat)," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia berharap agar PPKM Darurat tak diperpanjang sehingga roda perekonomian bisa berputar kembali guna mendongkrak PAD.
"Kan pajaknya dari masyarakat. Sekarang masyarakat aja susah, PBB, pajak motor, makan di restoran, restorannya tutup, parkir, mal-nya tutup," ungkapnya
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/05/20573711/wali-kota-bekasi-tempat-hiburan-malam-masih-ditahan-kapan-kita-punya-pad