Salin Artikel

Imbas Peninggian Jalan di Larangan Utara, Banjir Jadi Lebih Parah

Endang (60), warga Gang Kicau, mengatakan banjir di wilayah itu lebih parah daripada banjir yang terakhir kali terjadi pada Februari 2021. Pasalnya, ketinggian banjir yang terjadi kemarin jauh lebih tinggi dari pada saat bulan Februari 2021.

"Yang kemarin parah, lebih parah daripada yang kejadian pas Februari 2021. Kemarin lebih tinggi sampai masuk-masuk ke rumah warga di sini," ujar Endang saat ditemui, Senin (8/11/2021).

Dia mengungkapkan, banjir yang terjadi hari Minggu kemarin tergolong lebih tinggi karena sumber banjir berasal dari dua lokasi. Salah satu sumbernya, yakni luapan anak kali yang berada di dekat Gang Kicau.

Luapan anak kali itu, kata Endang, kerap menjadi sumber genangan di Gang Kicau.

"Kalau hujan sebentar, air luapan dari anak kali situ memang suka ngebuat genangan sampai banjir di sini," paparnya.

Endang menduga, sumber banjir lain di Gang Kicau muncul akibat proyek peninggian jalan menuju sungai di Jalan Prof Hamka, Larangan Utara.

Meski jarak antara peninggian jalan dan Gang Kicau agak jauh, tetapi imbas dari proyek tersebut mencapai permukiman Endang. Jarak antara Gang Kicau dan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sekitar 230 meter.

Menurut dia, proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sudah berlangsung selama dua bulan dan belum rampung hingga saat ini.

"Kan jalan ke arah jembatan ditinggiin, nah aliran air jadinya enggak bisa ngalir di sana. Jadi banjir kemarin itu dari dua sumber, makanya lebih parah dan banjirnya lebih tinggi," ujar Endang.

Dia mengaku banjir masuk ke rumahnya hingga sekitar se-mata kaki. Namun, banjir di depan kediamannya mencapai paha orang dewasa.

Banjir yang memasuki rumahnya lebih rendah lantaran kediamannya memang ditinggikan.

Saat banjir terjadi pada Minggu kemarin, Endang langsung mengevakuasi kendaraan-kendaraan miliknya ke tempat yang lebih tinggi.

"Alat elektronik semua saya angkat ke lantai dua. Lemari, meja, kursi juga. Enggak bakal saya turunin sampai Februari tahun depan nanti, takut banjir lagi di sini," kata dia.

Endang berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dapat membuat turap di anak kali yang terletak di dekat Gang Kicau dan mempercepat pengerjaan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu.

Di sisi lain, dia sendiri mengaku sudah sering membahas soal banjir di Gang Kicau ke pihak kelurahan setempat. Akan tetapi, pihak kelurahan tidak menindaklanjutinya sehingga banjir tetap terjadi.

"Ah kayaknya percuma ya. Saya sudah 20 tahun tinggal di sini, dari rumah cuma ada tiga biji, ya masih ada (banjir)," kata Endang.

Tina (30), warga Gang Kicau lain, juga menduga peninggian jalan menuju jembatan itu menjadi penyebab banjir di permukimannya menjadi lebih parah pada kemarin. Menurut dia, saat hujan berintensitas sedang mengguyur lokasi itu, banjir tidak sampai memasuki kediamannya.

"Biasanya saar hujan sedang, banjir enggak sampai rumah. Karena pembangunan jalan menuju jembatan, hujan sedang saja sudah banjir. Air tetap masuk dari daerah depan," ujar dia, Senin.

Tina khawatir banjir dapat membawa penyakit kepada keluarganya serta warga lain di permukiman tersebut. Karena itu, dia berharap bahwa Pemkot Tangerang dapat mendengar keluhan masyarakat Gang Kicau yang kerap menjadi korban banjir.

"Semoga bisa mendengar aspirasi dari warga di permukiman di dalam sini gimana caranya biar enggak banjir. Walaupun jalannya dibenahi, tolong permukimanya juga. Permukiman rakyat kecil terkena dampak," papar Tina.

Berdasar pantauan Kompas.com, proyek peninggian jalan menuju jembatan di Jalan Prof Hamka belum rampung. Jalan menuju jembatan itu jadi jauh lebih tinggi daripada bangunan di sekitarnya. Dengan demikian, aliran air di Jalan Prof Hamka tidak dapat mengalir dengan baik ke kali yang berada di bawah jembatan itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/08/16023741/imbas-peninggian-jalan-di-larangan-utara-banjir-jadi-lebih-parah

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke