Salin Artikel

Kejahatan Seksual Mengintai Anak di Lingkungan Terdekat, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejahatan seksual masih mengintai keselamatan anak, bahkan di lingkungan terdekat.

Beberapa kasus kejahatan seksual menimpa sejumlah anak di lingkungan terdekat, seperti tetangga, institusi sekolah, lingkaran keagamaan, dan lingkungan terdekat lainnya.

Bahkan jumlahnya semakin meningkat selama pandemi Covid-19 melanda.

"Dengan adanya pandemi ini ternyata kasus kejahatan seksual terhadap anak sangat banyak atau bahkan meningkat. Bahkan ini sebetulnya fenomena es, yang mungkin baru beberapa bisa terungkap," ujar Ketua P2TP2A DKI Jakarta Tri Palupi, beberapa waktu lalu.

Komisioner KPAI, Putu Elvina, mengajak orangtua untuk ikut berperang melawan kejahatan seksual demi melindungi anak-anak.

Elvina menyebut setidaknya orangtua harus berperan aktif dalam melakukan dua hal, yaitu menjaga komunikasi dengan anak dan berani melapor.

"Komunikasi antara orangtua dan anak itu sangat penting. Sehingga mereka tahu apa yang dialami oleh anak. Dan jika terlihat indikasi kejahatan seksual, maka mereka harus melapor," ungkap Elvina saat dikonfirmasi, Selasa (21/12/2021).

Menurut Elvina, komunikasi sangat penting karena anak-anak korban kejahatan seksual pasti dipaksa untuk tidak membeberkan perilaku bejat pelaku.

"Karena anak-anak pasti diintimidasi dan diancam untuk menutup mulut. Ini membuat gelap kasus kejahatan seksual. Maka komunikasi yang baik harus dilakukan," tegas dia.

Setelah mengetahui adanya tanda-tanda kejahatan seksual, ia meminta orangtua untuk berani melapor agar kejahatan itu terputus.

"Melapor. Kalau tidak berani melapor sendiri, mereka bisa mencari bantuan melalui RT atau tetangga dekat yang mereka percaya. Sehingga bisa mencari bantuan lanjutan untuk laporan," kata Elvina.

Ia mengerti jika memunculkan keberanian untuk melapor itu tidak mudah bagi sebagian orang, namun melapor adalah cara untuk memutus rantai nelangsa tersebut.

"Keluarga pasti trauma, tapi demi penegakan hukum, maka mereka harus bisa melapor," kata dia.

Dengan melapor, tidak hanya dilakukan penegakan hukum kepada pelaku, proses penyembuhan kepada korban dan keluarga juga diberikan, baik itu secara fisik maupun psikis.

Elvina berharap penyembuhan trauma kepada korban dapat dilakukan setuntas-tuntasnya, agar tidak terulang kembali kejadian serupa.

Hal ini disebabkan tidak sedikit pelaku kejahatan seksual yang mengaku bahwa mereka dulunya adalah korban.

"Pelaku yang mengaku dulunya korban ini menunjukkan ada lingkaran kejahatan. Maka perlu dipastikan trauma healing bagi korban anak dapat dilakukan, hingga tuntas. Agar nanti tidak terulang kasus-kasus yang demikian," kata Elvina.

Hal ini mengingat masih rendahnya persentasi ketuntasan penyembuhan trauma terhadap korban anak selama ini.

"Karena secara nasional ketuntasan terhadap rehabilitasi korban anak itu masih di bawah 50 persen, masih jauh dari harapan," kata dia

Elvina mengatakan dibutuhkan kerja sama yang baik dari orangtua, lingkungan sekitar seperti institusi dan tetangga, dan juga kepolisian, untuk memberantas kejahatan seksual pada anak. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/22/09251701/kejahatan-seksual-mengintai-anak-di-lingkungan-terdekat-apa-yang-harus

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke