Salin Artikel

[KALEIDOSKOP 2021] Duka di Tengah Tahun: Tentang Kita, Jakarta, dan Corona

Wabah virus corona di tahun 2019 alias Covid-19 tetap datang, menjamah lebih banyak korban di Ibu Kota.

Saat itu pertengahan tahun, virus itu kembali merongrong Jakarta. 

Memasuki awal Juni 2021, ombak bencana Covid-19 itu sudah mulai terlihat. Berdasarkan data yang dilansir dari corona.jakarta.go.id, pendakian jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta sudah mulai terlihat pada 9 Juni.

Saat itu, jumlah kasusnya mencapai 1.371 kasus. Lima hari kemudian, 14 Juni, jumlah kasus sudah naik lebih dari dua kali lipatnya, yakni 2.722 kasus.

Meski sempat mengalami penurunan kasus yang tajam pada keesokan harinya, yakni menjadi 1.502 kasus. Namun pada hari-hari selanjutnya, peningkatan jumlah kasus terus terjadi dengan pola yang hampir serupa.

Hingga akhirnya, pada pertengahan Juli, Jakarta harus melewati puncak tercuram cobaan melawan Covid-19 di DKI Jakarta. Pendakian itu berakhir di puncaknya pada 12 Juli dengan rekor 14.619 kasus.

Dengan penambahan kasus baru tersebut, angka kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta saat itu mencapai 677.061 kasus.

100.000 kasus lebih dalam sehari di Jakarta

Tingginya kenaikan kasus tersebut sayangnya tidak diimbangi dengan jumlah kesembuhan pasien Covid-19.

Alhasil, kapasitas perawatan untuk pasien Covid-19 yang tersedia di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta saat itu, hanya berkisar 10.000 kasus saja. Saat itu banyak pasien Covid-19 yang harus mengantre untuk menerima perawatan di rumah sakit.

Dalam evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat pada Minggu (18/7/2021), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, membenarkan banyak warga yang mengantre untuk masuk ke rumah sakit.

Ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19, kata Anies, masih menjadi tantangan serius bagi Pemprov DKI Jakarta saat itu.

"Memang BOR (bed occupancy rate) kami menghadapi tantangan karena banyak dari masyarakat mengantre belum bisa masuk ke rumah sakit," kata Anies.

Pada 11 Juli, BOR ICU di Jakarta di angka 95 persen dengan jumlah tempat tidur 1.470. Jumlah pasien di ICU saat itu ada 1.390 pasien, dan berlanjut hingga 15 Juli dengan 1.436 pasien ICU.

Saat itu, BOR sempat menurun. Namun, penurunan BOR disebabkan penambahan jumlah tempat tidur.

Penuhnya kapasitas kasur di rumah sakit berdampak langsung bagi masyarakat. Banyak pasien terlantar di tenda darurat yang didirikan di halaman depan rumah sakit.

Pasien lainnya, terpaksa menyerah berebut kasur di rumah sakit dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Ketua RW 019 Kelurahan Tugu Utara Ricardo Hutahean menceritakan salah satu warganya, mengalami kesulitan menerima penanganan hingga harus meregang nyawa di atas becak.

"Ada warga yang sampai sesak napas, kami angkut pakai becak. Susah akses ambulans. Saya coba telepon ke rumah sakit supaya dapat ruang di ICU (tetapi belum dapat juga) sampai akhirnya meninggal dunia," ujar Ricardo saat itu.

Adapun diketahui, puncak kasus positif aktif tertinggi terjadi pada 16 juli yakni sebanyak 113.138 kasus.

Nyawa terenggut, pemakaman pun penuh

Kasus positif Covid-19 di Jakarta, mendaki beriringan dengan jumlah kematian pasien Covid-19. Puncak duka akibat Covid-19 terjadi pada 20 Juli 2021.

Saat itu, jumlah kasus kematian karena Covid-19 di Jakarta juga mencapai 265 orang dalam sehari.

Tingginya jumlah kematian akibat Covid-19 tentunya berdampak langsung pada tempat pemakaman umum (TPU) khusus Covid-19 di Jakarta. Di tahun ini, lahan-lahan pemakaman terakhir di TPU tersebut semakin penuh.

Pada Januari 2021, blok muslim lahan pemakaman terkait Covid-19 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, dinyatakan penuh. Sedangkan blok non-muslim pemakaman terkait Covid-19 penuh sejak 7 Juli 2021.

TPU Tegal Alur mencatat jumlah pemakaman terkait Covid-19 tertinggi pada 6 Juli 2021 dengan jumlah 74 orang.

"Iya sudah penuh. Penuh untuk non-Covid-19 dan Covid-19. (Untuk unit muslim dan non-muslim) sudah penuh," kata Kepala Satuan Pelaksana TPU Tegal Alur Wawin Wahyudi kepada wartawan, Kamis (19/8/2021).

Selain Tegal Alur, TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur ditutup total karena penuh. TPU Pondok Ranggon tak lagi melayani pemakaman baru terhitung mulai 1 Agustus 2021.

Setelah banyak TPU tutup lantaran penuh, pemakaman jenazah Covid-19 di Jakarta dialihkan ke TPU Rorotan, Jakarta Utara.

Pada akhir Agustus kemarin, lahan pemakaman di TPU Rorotan pun diperluas. Total lahan yang disiapkan seluas 10 hektare.

Sebelum lahan tambahan itu selesai seluruhnya, sebagian lahan bahkan sudah mulai diisi jenazah. Dari 10 hektare yang disiapkan, 6 hektare di antaranya sudah mulai dimanfaatkan untuk pemakaman protokol tetap Covid-19.

"Ini menuju ke tahap 10 hektare, yang 6 hektare kan sudah selesai. ini 3 hektare menuju 10 hektare. Sudah penuh semua kan, Tegal Alur full, Pondok Rangon udah full," kata Hari di Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2021)

Ia pun menyebut, pada masa lonjakan kasus Covid-19 Juni-Juli lalu, rata-rata pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan di TPU Rorotan berjumlah 400 jenazah per hari.

Krisis oksigen

Masalah yang dihadapi Ibu Kota bukan hanya fasilitas kesehatan saja, warga juga harus berjuang mendapatkan oksigen.

Kasubag Humas RS Fatmawati Jakarta Selatan, Atom mengatakan, oksigen di rumah sakit mulai menipis, khususnya untuk tabung gas portabel.

"Infonya untuk tabung gas portabel yang memang ada sedikit hambatan, tapi alhamdulillah bisa teratasi, untuk gas liquid kita sudah terisi," kata Atom, Minggu (4/7/2021).

Belum lagi pasien Covid-19 yang tidak mendapat perawatan di rumah sakit harus berjuang mandiri mendapatkan oksigen. Keluarga mereka harus antre mendatangi fasilitas pengisian oksigen berbayar.

Seperti antrean di pos pengisian oksigen di Jalan Raya Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur pada Senin kemarin.

Rismanto, salah satu warga yang sedang membawa tabung oksigen mengaku sudah antre berjam-jam demi mendapatkan 1 meter kubik oksigen yang dipatok dengan harga Rp 30.000.

"Saya antre dari pukul 08.00 WIB dan baru dapat sekitar pukul 09.30 WIB. Ini sekarang Rp 30.000 harganya. Ini untuk ibu saya yang lagi isolasi mandiri di rumah," kata Rismanto, sebagaimana diwartakan Tribun Jakarta.

Kondisi serupa juga terjadi di depot pengisian oksigen di CV Rintis Usaha Bersama di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Tak berselang lama setelah penjual memasang papan informasi bertulisan "Buka jam 14.00", warga mulai berdatangan. Nurdini, hanya bisa menangis melihat antrean panjang di depannya.

Ia bercerita harus segera mendapatkan oksigen demi sang ayah yang sudah mengalami sesak.

“Bapak saya udah parah, lagi sesak, baru lagi merasakan sesak. Kemarin enggak apa-apa. Kirain saya enggak antre, tahunya antre, makanya saya kaget,” ujar Nurdini sambil menangis, seperti diberitakan Wartakotalive.com.

“Saya dari pagi cari isi ulang oksigen, sudah cari ke mana-mana, tapi habis,” tambahnya.

Atas kebaikan pembeli lainnya, Nurdini pun dipersilakan menyerobot antrean untuk mengisi tabungnya dan segera pulang menuju rumahnya di kawasan Pisangan, Jakarta Timur.

****

Pertengahan 2021, memang menjadi catatan duka bagi banyak orang. Menengok ke momen itu mungkin memberi perih, namun sekaligus pengingat.

Rentetan duka itu bisa saja kembali lagi, mengingat virus jahat ini masih enggan angkat kaki dari negeri ini.

Terlebih, berbagai ramalan datangnya gelombang ketiga kasus Covid-19 bisa saja datang di awal tahun nanti.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/25/09045431/kaleidoskop-2021-duka-di-tengah-tahun-tentang-kita-jakarta-dan-corona

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke