DEPOK, KOMPAS.com - Penyedia jasa keberangkatan jemaah umrah Zahida Tour Travel mengaku harus mengeluarkan uang pribadi perusahaan untuk menutupi atau menombok kekurangan uang pelanggan yang mesti dikembalikan.
Staf Administrasi Zahida Tour Travel Angga menjelaskan, jauh sebelum peserta umrah berangkat ke Tanah Suci, pihaknya lebih dulu memesan dan membayar hotel untuk calon jemaah.
"Untuk umrah sendiri itu, karena kita ada pemberangkatan yang tertunda dan ada beberapa juga harus kembalikan tiket pesawat dan tiket hotel karena sudah dipesan," kata Angga ketika ditemui Kompas.com, Selasa (18/1/2022).
Penundaan keberangkatan calon jemaah umrah tersebut membuat pihaknya rugi lantaran beberapa tiket penerbangan harus dikembalikan.
"Sementara tiket yang sudah masuk daftar (booking) pesawat maupun hotel, kadang tak dapat dikembalikan sepenuhnya (uang 100 persen)," ungkapnya.
Ketika pemberangkatan jemaah dibatalkan, kata Angga, tidak semua hotel bersedia untuk mengembalikan uang yang sudah dibayarkan sebelumnya. Pengembalian tiket tersebut harus dikeluarkan melalui uang perusahaan.
"Ada beberapa hotel yang tidak bisa mengembalikan (uang secara penuh) karena baru menjalani bisnis. Jadi kadang-kadang ditalangi oleh perusahaan," ujar Angga.
Di sisi lain, travel tersebut juga mengaku sudah empat kali gagal memberangkatkan calon peserta umrah ke Tanah Suci.
"Dari awal pandemi kurang lebih ada empat pemberangkatan (yang gagal)," ujar Angga.
Meski mengalami kerugian karena kebijakan pemerintah untuk melarang pemberangkatan jemaah umrah, Angga mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak.
"Kami selalu patuhi aturan pemerintah, apalagi sekarang di masa pandemi itu harus satu pintu keberangkatan, jadi yang dari mana-mana harus ke Jakarta dulu," ungkapnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/19/06212431/gagal-berangkatkan-jemaah-umrah-penyedia-travel-umrah-terpaksa-tombok